Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami, Masyarakat Diminta Pantau BMKG

Kabar adanya tsunami susulan tanpa data membuat masyarakat sekitar gunung was-was.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar 29/12/2018) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Anak Krakatau untuk meningkatkan kewaspadaan. Menurut BMKG, Gunung Anak Krakatau dapat membangkitkan tsunami.

Informasi yang dihimpun tersebut berdasarkan hasil tangkap visual lewat foto yang dilakukan TNI Angkatan Udara dan BMKG.

"Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada, dengan menghindari aktivitas di pantai atau pesisir Selat Sunda, dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer dari tepi pantai," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly melalui keterangan persnya yang diterima Tagar News, Sabtu (29/12).

Tsunami Selat SundaAktivitas Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Anak Krakatau untuk meningkatkan kewaspadaan. Menurut BMKG, Gunung Anak Krakatau dapat membangkitkan tsunami. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

BMKG meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Anak Krakatau tetap tenang dan aktif memantau perkembangan erupsi di sumber resmi BMKG atau instansi terkait lain, BNPB.

Kabar terkini potensi tsunami dari Gunung Anak Krakatau dapat dipantau di situs bmkg.go.id, atau melalui akun media sosial Twitter @InfoBMKG dan akun Instagram @bmkgmaritim.

"Selain itu monitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi-ESDM," terangnya.

Di wilayah Kabupaten Pandeglang, masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai dilaporkan mengungsi ke dataran tinggi. Masyarakat Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang itu trauma dengan tsunami susulan dari erupsinya Gunung Anak Krakatau pada 22 Desemeber 2018 lalu.

Kabar hoaks yang beredar di masyarakat di sekitar Gunung Anak Krakatau soal tsunami susulan membuat masyarakat panik dan mengungsi. Misalnya pada Selasa (25/12), pernyataan adanya tsunami susulan muncul. Namun, dua hari kemudian, Kamis (27/12), informasi tersebut dibantah dengan catatan jika berita tsunami susulan hoaks.

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi