Jakarta – Jelang 24 hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangerang Selatan (Tangsel) 2020, melalui akun Facebook pribadi Mohamad Guntur Romli dirinya sampaikan terdapat pihak yang memasang spanduk gelap menyerang calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel Muhamad-Saraswati.
Spanduk bernada negatif tersebut bertuliskan ‘Kami Para Domba-Domba Tuhan Mendukung Penuh Pasangan No 1’. Bahkan spanduk tersebut menurut Mohamad Guntur Romli selaku Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) miliki tujuan jahat.
Guntur mengatakan hal tersebut dengan sengaja dipasang dengan penuh perhitungan, di mana spanduk dipasang pada daerah pendukung kuat Babeh Haji Muhamad yakni Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok Aren. Sementara daerah kuat pendukung Mpok Rahayu Saraswati yakni Serpong dan Serpong Utara.
Guntur menilai tulisan dalam spanduk tersebut bermaksud untuk mengadu domba dengan tulisan bernada negatif. Padahal visi dan misi yang dimiliki oleh Muhamad-Saraswati jelas yakni Tangsel Untuk Semua, bukan untuk satu suku, agama, ras, dan aliran apapun.
Sebelumnya, Rahayu Saraswati memasang baliho bertuliskan ‘9 Desember 2020 Coblos Nomor 1 Koruptor Ngacir Bebas Banjir Tangsel Lancar’ dan baliho tersebut dicopot karena tuduhan menyebarkan kebencian.
Guntur menilai, hal ini mudah sekali ditebak. Pihak-pihak yang terusik dengan baliho tersebut tentunya para pelaku korupsi di Banten. Karena kata Guntur hanya koruptor beserta kroninya yang membenci baliho ‘Koruptor Ngacir’.
Dia juga mengatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut merupakan bentuk dari kepanikan para pelaku koruptor.
“Gimana tidak panik, kekuasaan bertahun-tahun yang dinikmati sebuah dinasti korup dan kroni-kroninya, sampai alat-alat kesehatan (alkes) untuk rakyat-rakyat kecil mereka korupsi, 9 Desember akan mengakhiri dinasti korup ini.” tulis Guntur seperti yang dikutip Tagar melalui akun Facebook pribadinya.
Guntur pun mengatakan Muhamad-Saraswati merupakan pasangan Bhinneka Tunggal Ika, jadi tidak perlu dipermasalahkan kembali. Dirinya juga menegaskan masalah agama dan suku bukan persoalan di Tangsel. Maka dari itu, kemajuan serta kesejahteraan harus dinikmati oleh semua warga Tangsel.
Lagi pula, pada pendukung Muhamad-Saraswati dikenal sebagai barisan Banteng atau Garuda ada juga Kumis Muda, tidak ada yang mengenalkan dirinya sebagai domba-domba. Apalagi Hari Raya Idul Adha sudah lewat, tidak diperlukan lagi promosi domba.
Karena hal tersebut, itu mengapa dukungan kepada Muhamad-Saraswati datang dari semua golongan, baik dari pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu semuanya berikan dukungan dan doa kepada Muhamad-Saraswati agar dapat memimpin Kota Tangsel.
Tidak hanya itu, menurut Guntur persekutuan kekeluargaan juga bersama-sama dukung Muhamad-Saraswati seperti Betawi, Banten, Sunda, Jawa, Tionghoa, Madura, Maluku, Toraja, Minang, dari Sabang sampai Merauke karena keberagaman suku bangsa dan agama ada di Kota Tangsel.
Kemudian, menurutnya yang perlu diperhatikan sebagai masalah utama yakni masalah sampah khususnya TPA Cipeucang, macet, korupsi, lapangan pekerjaan, ketimpangan sosial dan ekonomi, ketimpangan infrastruktur, dan lainnya.
Guntur juga mengatakan spanduk bertuliskan negatif tersebut sangatlah bertolak belakang dengan bagaimana pendukung Muhamad-Saraswati mengenalnya.
“Lagi pula, pada pendukung Muhamad-Saraswati dikenal sebagai barisan Banteng atau Garuda ada juga Kumis Muda, tidak ada yang mengenalkan dirinya sebagai domba-domba. Apalagi Hari Raya Idul Adha sudah lewat, tidak diperlukan lagi promosi domba.” tulisnya.
Guntur pun meminta kepada pihak kepolisian dan Penyelenggara Pemilu di Tangsel harus lebih keras lagi menguak dan menangkap pelaku pembuat serta pemasang spanduk berkonteks negatif yang bertujuan konflik sosial tersebut. []
Baca juga:
- Ngaco, Ada yang Fitnah Rahayu Saraswati Ngaku-ngaku Lulus S2
- Poligami Benyamin dan Kesalahan Saraswati yang Dicari-cari