Guntur Romli: Anies Jadikan TIM Pusat Rebahan

Politikus PSI Mohamad Guntur Romli memandang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal menyulap lokasi kesenian di TIM, menjadi tempat rebahan.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna).

Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli mengkritik rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Jakpro yang akan membangun hotel berbintang di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM). 

Dengan membangun hotel bintang lima, Anies menjadikan TIM yang sebelumnya pusat kesenian menjadi pusat rebahan.

Apabila hal itu tidak terganjal, Guntur Romli menyayangkan fungsi TIM yang seyogianya sebagai jantung kesenian dan kebudayaan di ibu kota, bakal bergeser menjadi tempat rebahan.

Baca juga: Guntur Romli: Penggusuran Anies Baswedan Jahiliyah

"Dengan membangun hotel bintang lima, Anies menjadikan TIM yang sebelumnya pusat kesenian menjadi pusat rebahan," katanya kepada Tagar, Rabu pagi, 27 November 2019.

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ini menyoroti kawasan Cikini, dekat TIM, sudah menjamur penginapan, maka itu tidak diperlukan lagi pembangunan hotel komersial. "Kalau hotel-hotel sudah banyak di sekitar TIM," ujar Guntur Romli.

Jadi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode kerja 2014-2016 itu dia nilai telah membangun sarana publik yang kurang dibutuhkan warga Jakarta, utamanya bagi komunitas seni dan budayawan. 

Menurutnya, anggaran yang digelontorkan Pemprov DKI Jakarta tidak tepat sasaran. Terlebih, dana yang keluar bukan-lah nominal kecil. 

"TIM itu pusat kesenian, bukan penginapan. TIM itu untuk cipta seni bukan akomodasi, karenanya yang dibutuhkan adalah anggaran untuk menyokong program-program kesenian bukan membangun penginapan bintang lima dengan budget Rp 1,8 triliun," kata dia. 

Rencana ini, lanjutnya, hanya bukti keberpihakan alias cara Anies dalam menghamburkan uang rakyat DKI untuk program yang tidak jelas.

Baca juga: Fadli Zon Colek Jokowi soal Hak Rizieq Shihab

Anies BaswedanGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) meninjau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu November 2019. (foto: Antara/Dhemas Reviyanto).

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meyakini revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) bisa menjadi pusat kebudayaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Di kawasan tersebut nantinya akan dibangun hotel.

Namun, yang dia maukan, masyarakat memaknainya sebagai wisma untuk berkumpul para seniman, bukan hotel komersial.

"Wisma seniman iya, ya itu namanya wisma seniman. Wisma di mana para seniman bisa berada di sana selama 24 jam dari seluruh dunia, dari seluruh Indonesia," kata Anies di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 25 November 2019.

Nantinya, kata dia, lokasi ini bukan saja digunakan sebagai tempat perfoming art atau tempat pertemuan saja. 

Anies meminta publik harus memandang hotel di TIM layaknya wisma atlet, tempat menampung para olahragawan.

"Praktik-nya, selama ini kalau kita punya acara, mereka tinggal di hotel luar. Dengan adanya wisma, sama seperti wisma atlet, kalau di Senayan. Dulu ada wisma atlet untuk siapa? Atlet yang berkegiatan di sekitar Senayan," kata Anies Baswedan. [] 

Berita terkait
Seniman Butuh Gedung Pertunjukan Bukan Hotel di TIM
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai Gubernur Anies Baswedan tak perlu membangun hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Revitalisasi Kawasan TIM Telan Anggaran Rp 1,8 T
Pembangunan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) menelan anggaran Rp 1,8 triliun. Maka itu bos Jakpro, Dwi Wahyu, ingin diskusi dengan seniman.
Hasrat Komersial Anies Baswedan di Revitalisasi TIM
Revitalisasi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta dinilai mengedepankan hasrat dari sisi komersial.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"