Gubernur BI: Bitcoin Tidak Boleh Jadi Alat Pembayaran Sah di RI

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa mata uang kripto seperti Bitcoin tidak boleh jadi alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto:Tagar/Dodhi Syailendra/KAGAMA)

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, menegaskan bahwa mata uang kripto (cryptocurrency) seperti bitcoin tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah mata uang rupiah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.  

BI akan kemudian menerbitkan Central Bank Digital Currency, kami juga akan kemudian edarkan dengan bank-bank, juga fintech secara wholesale maupun ritel.

Tidak hanya untuk bitcoin yang sedang naik daun, Perry menekankan bahwa aturan ini juga berlaku untuk mata uang lainnya selain rupiah. 

“Sejak awal kami sudah mengingatkan dan menegaskan bitcoin tidak boleh sebagai alat pembayaran yang sah, demikian juga mata uang lain selain Rupiah,” tuturnya pada Kamis, 25 Februari 2021. 

Terkait hal itu, saat ini bank sentral tengah merumuskan mata uang digital, yang disebut Central Bank Digital Currency. Dalam perencanaan itu, menurut Perry, BI juga melakukan kerja sama yag erat dengan bank-bank sentral lainnya untuk menyusun dan mengeluarkan mata uang digital tersebut. 

“BI akan kemudian menerbitkan Central Bank Digital Currency, kami juga akan kemudian edarkan dengan bank-bank, juga fintech secara wholesale maupun ritel,” ungkapnya. []

Berita terkait
Bank Indonesia: Perbankan Coba Keruk Untung Lebih Saat Pandemi
Bank Indonesia menyebut perbankan cenderung enggan menurunkan suku kredit bank kepada para nasabahnya. Berikut pernyataan selengkapnya
Bank Indonesia Suntik Likuiditas ke Perbankan Rp 738,7 T
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya telah menginjeksi likuiditas sebesar Rp738,7 triliun kepada perbankan.
Bank Indonesia Luncurkan Aplikasi Chat LISA
Bank Indonesia melakukan terobosan baru, dengan meluncurkan aplikasi Chatbot LISA (Layanan Informasi Bank Indonesia).
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya