Gorkar-Nasdem Pecah Kongsi, Pengamat: Kedua Partai Kangkangi Keputusannya

Gorkar-Nasdem pecah kongsi dalam Pilkada NTT 2018, pengamat politik Dr Ahmad Atang, MSi menilai bahwa kedua partai telah mengangkangi keputusannya sendiri.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang, MSi. (Foto: Ist)

Kupang, (Tagar 13/11/2017) – Partai Golkar dan Nasdem telah mengangkangi keputusannya untuk berkoalisi dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2018. Demikian pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang, MSi.

"Jika pecah kongsi karena adanya kemandekan negosiasi untuk tukar posisi, karena keinginan kuat Golkar agar kadernya yang menjadi calon gubernur, bagi saya kedua partai itu telah mengangkangi keputusannya sendiri yang sejak awal telah disepakati dan diketahui publik," kata Ahmad Atang di Kupang, Senin (13/11).

Dia mengemukakan hal tersebut berkaitan dengan pecah kongsinya antara Partai Golkar dan Nasdem yang sebelumnya telah sepakat mengusung pasangan cagub/cawagub Jacki Uly-Melkianus Laka Lena.

Jacki Uly adalah Ketua DPD Nasdem NTT dan Melkianus Laka Lena adalah Ketua DPD I Partai Golkar NTT. Pasangan ini tinggal menunggu jadwal deklrasi.

Menurut dia, pecah kongsi dua partai besar itu merupakan kesalahan dalam melakukan manufer tanpa menghitung yang matang.

"Karena itu bagi saya ini merupakan kesalahan dalam melakukan manufer tanpa menghitung yang matang. Terlepas dari apa yang ada dibalik pecah kongsi tersebut, secara faktual bahwa politik itu selalu dinamis sehingga apa yang mungkin mnjadi tidak mungkin dan apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin," tuturnya.

Mengenai posisi kedua parpol dia mengatakan, melihat posisi Nasdem-Golkar ke depan setelah pecah kongsi cukup sulit untuk bisa tampil sebagai partai pengusung.

"Bagi saya akan terjadi kesulitan teknis jika keduanya ingin hari-hari ke depan tampil sebagai partai pengusung, yakni kesulitan membangun mitra koalisi dan kesulitan dalam menentukan pasangan calon baik sebagai cagub maupun cawagub," jelasnya.

Jika terjadi kebuntuhan dalam proses politik baik Golkar maupun Nasdem maka pilihannya hanya sebagai partai pendukung. Golkar dan Nasdem hanya sebagai supporter politik semata-mata.

Dengan demikian pada akhirnya Nasdem akan merapat ke PDIP dengan tawaran posisi sebagai cagub maun cawagub atau hanya sebagai pendukung karena adanya kepentingan pusat.

Golkar jika Melkianus Laka Lena gagal membangun koalisi, maka gerbongnya akan merapat ke Demokrat untuk mendukung Beni Harman karena ada kadernya di dalam paket ini yakni Beni Litelnony.

Mengenai munculnya Viktor Lasikodat, dia mengatakan belum melihat keseriusan Nasdem mendorong Ketua Fraksi Nasdem DPR RI tersebut.

“Sementara Golkar memaksakan Melki Laka Lena bukan jalan keluar terbaik karena Melki belum benar-benar kuat dibandingkan dengan kompetitor lain,” ujarnya menambahkan. (ant/yps)

Berita terkait
0
Presiden Jokowi Tiba di Abu Dhabi
Presiden Jokowi, dan Ibu Iriana Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Jumat, 1 Juli 2022