Google: Awas Serangan Pegasus Spyware dari Israel

Google mengeluarkan peringatan kepada 12.000 pengguna di seluruh dunia tentang serangan Pegasus Spyware.
Logo Google. (Foto: Antara/Reuters)

Jakarta - Google mengeluarkan peringatan kepada 12.000 pengguna di seluruh dunia tentang serangan Pegasus Spyware. Termasuk serangan Spyware Pegasus yang terjadi di India.

Pengungkapan itu menyusul pernyataan WhatsApp, spyware Israel, Pegasus digunakan untuk memata-matai jurnalis global dan aktivis HAM (hak asasi manusia), termasuk 121 orang di India.

Google mengirimkan peringatan ke seluruh dunia, antara Juli dan September 2019, memperingatkan pengguna yang menjadi sasaran penyerangan Pegasus yang didukung pemerintah. Demikian dikutip Yourstory, Rabu, 4 Desember 2019.

Dalam blogpost, Google mengatakan Threat Analysis Group (TAG) melacak lebih dari 270 kelompok yang ditargetkan atau didukung pemerintah di lebih dari 50 negara, tanpa menyebut nama entitas apa pun.

Pegasus Spyware punya banyak tujuan termasuk pengumpulan intelijen, mencuri kekayaan intelektual, menargetkan pembangkang dan aktivis, meluncurkan serangan siber merusak, dan menyebarkan informasi terkoordinasi.

"Kami memiliki kebijakan lama untuk mengirimkan peringatan kepada pengguna jika kami mendeteksi bahwa mereka adalah subjek upaya phishing yang disponsori negara, dan telah di-posting secara berkala tentang ini sebelumnya," kata Google, dalam blog-nya.

Dalam blog tersebut juga menjelaskan pada rentang waktu Juli hingga September 2019, lebih dari 12.000 peringatan dikirimkan kepada pengguna di 149 negara.

Google mengatakan menggunakan intelijen yang dikumpulkannya dari informasi tersebut untuk melindungi infrastrukturnya dan pengguna dari serangan malware atau phishing. 

Google menunjukkan bahwa jumlah peringatan yang dikeluarkan kuartal ini setara dengan jumlah peringatan yang dikirim pada periode yang sama tahun 2018 dan 2017.

"Lebih dari 90 persen pengguna ini ditargetkan melalui email phising kredensial. Ini biasanya upaya untuk mendapatkan kata sandi target atau kredensial akun lain untuk membajak akun mereka," tulis Google.

Google mendorong pengguna berisiko tinggi, seperti jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan kampanye politik, untuk mendaftar dalam Program Perlindungan Lanjutan (APP) Google. 

APP menggunakan kunci keamanan hardware dan memberikan perlindungan kuat terhadap phishing dan pembajakan akun, serta dirancang khusus untuk akun dengan risiko tinggi.

Bulan lalu, WhatsApp mengungkapkan bahwa Pegasus Spyware digunakan oleh entitas yang tidak disebutkan namanya untuk mengintip sekitar 1.400 pengguna secara global, termasuk 121 pengguna dari India.

Akan tetapi, NSO Group, pembuat Pegasus Spyware, telah menyatakan mereka hanya menjual teknologinya kepada badan intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi. Tujuannya untuk membantu memerangi terorisme dan kejahatan berat, NSO tidak dirancang atau dilisensikan untuk digunakan terhadap aktivis hak asasi manusia dan jurnalis. []

Berita terkait
WhatsApp Mau Diaudit di India Pasca Kasus Pegasus
WhatsApp akan diaudit sistem keamanannya di India menyusul kasus Spyware Pegasus yang menginfeksi seribuan perangkat Android di negara tersebut.
Lindungi Data Pribadi dari Serangan Pegasus Spyware
Pegasus Spyware buatan Israel ini menginfeksi pengguna ponsel mengambil data pribadi.
Kominfo Berantas Pegasus Spyware Peretas WhatsApp
Pegasus Spyware merupakan virus atau program jahat yang diproduksi perusahaan asal Israel.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).