Good News: Satelit Nusantara Satu, Tonggak Sejarah Baru Indonesia

'Satelit Nusantara Satu akan tingkatkan konektivitas internet broadband, jangkau seluruh kepulauan Indonesia.' - Presiden Jokowi
Peluncuran Satelit Nusantara Satu di Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS, Jumat 22 Februari 2019. (Foto: SpaceX)

Jakarta, (Tagar 23/2/2019) - Presiden Joko Widodo membuat catatan khusus di akun Instagramnya, berkaitan satelit Nusantara Satu yang merupakan tonggak sejarah baru bagi Indonesia khususnya di industri telekomunikasi.

"Tepat pukul 8.45 pagi waktu Indonesia barat, kemarin (Jumat 22/2), roket canggih SpaceX Falcon 9 lepas landas ke angkasa dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat, membawa Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara ke orbit bumi," tulis Jokowi bersama unggahan video lepas landas satelit Nusantara Satu.

"Satelit Nusantara Satu ini akan meningkatkan konektivitas internet broadband, komunikasi suara, data, dan video yang menjangkau seluruh kepulauan Indonesia. Slot orbitnya tepat di atas Papua, dan pengendaliannya dari pusat kontrol di kawasan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat," lanjut Jokowi dalam unggahannya pada Sabtu (23/2).

Satelit Nusantara Satu, satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS), telah meluncur pagi ini dari Cape Canaveral, Florida, AS. 

Jika sudah beroperasi, satelit dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) itu bisa memberikan layanan internet broadband hingga tiga kali lipat dibandingkan satelit konvensional.

Sehari sebelumnya di Jakarta, Direktur PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Heru Dwikartono mengatakan, "Butuh sekitar dua pekan sampai satelit ini tiba di orbit yang ditentukan."

Satelit yang lepas landas menggunakan roket Falcon 9 dari Space-X ini meluncur menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur, tepat di atas Papua.

Setelah tiba di slot orbit yang telah ditentukan, bakal ada serangkaian tes yang dilakukan untuk memastikan satelit bekerja dengan baik.

"Kita pastikan performance di atas sama kayak waktu tes di bawah," ujar Heru, "Kalau sudah yakin, baru dioperasikan."

Menurut Heru, satelit baru bisa dioperasikan setidaknya tiga pekan setelah tiba di orbit.

Sebelum proses peluncuran, satelit sudah melalui serangkaian tes untuk memastikan bisa beroperasi setelah lepas landas.

Satelit yang diproduksi oleh Space System Loral ini dipersiapkan selama dua tahun, mulai dari menetapkan rancangan, pembelian komponen, perakitan hingga serangkaian tes untuk memastikan satelit bekerja dengan baik setelah diluncurkan.

Setelah mengorbit, Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan pemerintah menyebarkan Internet ke pelosok desa-desa di seluruh penjuru Indonesia.

Sebanyak 60 persen layanan teknologi High Throughput Satellite (HTS) ini sudah disewa oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kerja sama antara PSN dan BAKTI berlangsung selama lima tahun, hingga satelit multifungsi yang disiapkan pemerintah yang ditargetkan rampung pada 2023.

Jokowi Nusantara SatuPresiden Joko Widodo membuat catatan khusus mengenai satelit Nusantara Satu di akun Instagramnya, Sabtu 23 Februari 2019. (Foto: Instagram/Presiden Joko Widodo)

Percepat Ekonomi Daerah

Heru Dwikartono juga menjelaskan, satelit Nusantara Satu akan memenuhi layanan akses teknologi informasi bagi masyarakat di pelosok daerah Indonesia.

Sehingga, dengan kualitas dan jangkauannya ke seluruh wilayah Indonesia, Nusantara Satu dapat mendukung percepatan ekonomi di daerah.

Setelah mengorbit, lanjut Heru, akan digunakan untuk keperluan pemerintah yang akan menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia.

Menurut General Manager of Marketing Commercial Diractorate PSN Meidiyanto Andwiputro, PSN menyediakan akses vsat dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Dibanding sebelumnya seharga Rp 2 juta per bulan, produk vsat PSN ini lebih terjangkau, yakni Rp 500 ribu per bulan untuk 8 giga byte, ungkap Meidiyanto.

Selain itu, PSN juga akan menyediakan voucher internet seharga Rp 3.500 dengan kuota 30 mega byte untuk dapat dijangkau oleh masyarakat daerah.

Itu biasanya orang untuk aplikasi WhatsApp atau YouTube dengan resolusi yang paling rendah, ujarnya.

Meidiyanto menyampaikan, layanan Ubiqu dan Sinyalku besutan PSN memiliki cakupan mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua, dari ujung utara Sulawesi hingga ujung selatan Nusa Tenggara.

Perkuat Posisi Indonesia di Kancah Dunia Digital

Sebelumnya, perusahaan telekomunikasi berbasis satelit PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sukses meluncurkan Satelit Nusantara Satu ke orbitnya.

"Kehadiran Satelit Nusantara Satu merupakan pencapaian besar PSN untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah dunia digital," kata Heru Dwikantono dilansir kantor berita Antara.

Satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throuhput Satellite (HTS) ini lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 dari Space-X menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur tepat di atas Papua, Indonesia.

Heru memaparkan peluncuran satelit dengan investasi awal hingga 250 juta dolar AS ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia, khususnya di industri telekomunikasi.

Ia menambahkan, Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan pemerintah yang akan menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia.

Selain itu, satelit ini juga digunakan untuk memperkuat layanan ritel PSN melalui produk Ubiqu dan Sinyalku. Ubiqu merupakan produk utama PSN untuk melayani kebutuhan internet di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan, pada akhir 2019, terdapat 10 ribu desa telah terkoneksi Ubiqu dan sekitar 2020-2021 terdapat 25 ribu desa telah terkoneksi.

"Kami memiliki Ubiqu dan Sinyalku dengan cakupan mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua, dari ujung utara Sulawesi hingga ujung selatan Nusa Tenggara," ujarnya. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.