Good News dari Malang, Semua Pasien Positif Covid-19 Sembuh

Pemkot Malang mengumumkan seluruh pasien positif Covid-19 sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah untuk menjalani isolasi mandiri.
Seorang petugas sedang merapikan sarana dan prasarana ruang isolasi di RSSA Malang. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Dua pasien yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 atau virus corona di Kota Malang oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Jumat, 27 Maret 2020, tetapi hari ini, Sabtu, 28 Maret 2020, Pemkot Malang menyatakan sembuh. Keduanya menyusul satu pasien positif Covid-19 yang sebelumnya dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah.

Covid-19 di Kota Malang.Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Malang Muhammad Nur Widiyanto membenarkan informasi sembuhnya dua pasien tersebut. Dengan begitu dikatakannya bahwa hingga saat ini sudah tidak ada lagi pasien confirm positif Covid-19 di Kota Malang.

Kita juga minta untuk isolasi mandiri dulu. Artinya aktivitasnya di rumah saja.

"Kita bersyukur, karena PDP positif (Covid-19) Kota Malang sudah dinyatakan sembuh semua," ujarnya kepada Tagar.

Meski begitu, Widiyanto mengatakan bahwa sebagimana pasien confirm Covid-19 sebelumnya sembuh pada 21 Maret 2020. Kedua pasien sembuh tersebut dikatannya tetap dalam pantauan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.

"Kita juga minta untuk isolasi mandiri dulu. Artinya aktivitasnya di rumah saja (mengurangi interaksi dengan orang lain). Pun demikian dengan kontak erat yaitu keluarga," tuturnya.

Dipaparkannya, kedua pasien tersebut sebelumnya dirawat dua rumah rujukan di Kota Malang diantaranya masing-masing di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang dan Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen Malang.

"Sudah sembuh semuanya. Dan saat belum, pasien yang positif sudah tidak ada," kata Widiyanto.

Meski begitu, dia tetap meminta kepada warga Kota Malang dengan menitipkan pesan untuk mematuhi himbauan pemerintah daerah (Pemda). Mulai dari social distancing (jaga jarak berinteraksi), activity at home (beraktifitas di rmah) dan juga physical distancing (batasi kontak orang per orang).

"Tentunya juga jaga pola hidup sehat. Pasalnya, saudara kita yang sudah dinyatakan sembuh ini ada peningkatan secara bertahap akan daya imunnya dengan cara-cara itu tadi," ungkapnya.

"Maka dari itu, perlu ditegaskan bahwa corona bisa disembuhkan. Tapi lebih baik dan lebih utama, corona tidak hadir kepada kita semua dengan mengikuti anjuran itu tadi," imbaunya.

Sementara itu, menurut data yang dipaparkannya menyebutkan ada 156 ODP yaitu 90 dipantau, 66 orang meliputi 48 tenaga kesehatan (nakes) dan 18 warga sudah selesai dan lewat masa pantau. Kemudian ada 13 PDP yaitu 2 meninggal dunia, 5 sehat dan 6 masih dalam perawatan.

"Untuk (PDP) yang meninggal dan hasil rapid testnya memang negatif. Ya kita lakukan seperti biasa (pemakamannya)," kata Widiyanto.

"Tapi, yang penting saat ini bagaimana kita membangun tanggung jawab dan kedisiplinan bersama. Karena kata kuncinya yaitu potong mata rantainya (Covid-19) ini dengan sementara waktu ini membatasi interaksi," ucapnya.

Dengan begitu pula, secara keseluruhan di Malang Raya angkanya sudah menurunkan yaitu menjadi 6 orang confirm positif Covid-19. Sebanyak 5 orang warga Kabupaten Malang (1 meninggal dunia), 1 orang warga Kota Batu dan nihil untuk Kota Malang.

Cerita Warga Surabaya Sembuh dari Corona

Sementara itu, satu pasien di Surabaya dinyatakan sembuh adalah Christina. Ia dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan dan isolasi selama dua pekan.

Christina pun berbagi cerita awal dirinya merasakan gejalan terinfeksi virus dari Wuhan, China. Ia mengaku awalnya demam tinggi, lalu disusul badan terasa patah-patah dan kehilangan nafsu makan. Pada 9 Maret 2020, Christina berinisiatif untu memeriksakan kondisinya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.

“Beberapa hari saya dirawat di RS Mitra Keluarga. Waktu itu nafas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup-nutup,” kata Christina melalui keterangan tertulis Pemkot Surabaya kepada Tagar.

Ia menjelaskan, pada tanggal 11 Maret dia dibawa ke RSU Unair untuk dilakukan swab tenggorokan dan hidung. Pada saat yang bersamaan, RS Mitra Keluarga sudah mengosongkan pasien. Kemudian, esok harinya, pasien bernama Christina ini dilarikan ke RSUD dr Soetomo dan langsung masuk dalam ruang isolasi khusus.

“Saya tahu saat dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas bernafas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal. Saya sendiri di ruang khusus itu bersama alat medis,” ungkapnya.

Selama perawatan super intensif di ruang isolasi itu berlangsung, ibu dua anak ini tidak mengetahui kalau ia tengah mengidap penyakit kini mewabah di berbagai belahan dunia. Bahkan, dia tahu dokter hanya menyampaikan bahwa kondisi pasien harus sembuh, harus kuat dan tidak putus dalam berdoa.

“Ibu harus sembuh, ibu sehat, karena hanya ibu yang bisa membantu diri ibu sendiri, imun ibu yang membentengi ibu sendiri. Itu kata dokter pada saya. Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus,” tuturnya.

Menurut dia, selama beberapa hari dirawat di ruang isolasi merupakan hari paling berat yang pernah dilewati. Setelah keluar dari ruang isolasi khusus penuh peralatan medis, Christina harus menjalani tahap berikutnya, yakni masuk ke ruang isolasi tanpa peralatan.

“Itu lima hari yang luar biasa berat. Saya merasakan betapa sakitnya. Dokter terus mendukung saya, ibu tidak apa-apa jalan pelan-pelan selangkah dulu dan pakai oksigennya. Lalu setelah itu saya dimasukkan ke ruang yang tidak ada peralatan lagi masih di ruang isolasi juga,” papar dia.

Setelah hari kedelapan dirawat di RSUD dr Soetomo, akhirnya dia dapat bertemu dengan sang suami. Pada kesempatan itu, dokter menyampaikan bahwa kondisi Christina sudah resmi negatif Covid-19.

“Dokter bilang itu pada suami saya kalau saya sudah kembali sehat. Saya dinyatakan negatif Covid-19,” tuturnya.

Meskipun saat ini Christina sudah kembali ke rumah, ia tetap harus membatasi kegiatannya sembari menjaga pola hidup agar tetap sehat. Tidak lupa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga terus memantau kondisi pasien yang sudah sembuh itu melalui puskesmas terdekat. Bahkan, pemkot juga memberikan perhatian khusus kepada Christina dengan cara memberikan vitamin, suplemen dan makanan sehat.

“Terima kasih sekali kepada Bu Risma dan jajarannya atas apa yang sudah saya terima. Bahkan selama saya sakit suami dan anak saya diperhatikan. Pemimpin memberi kejelasan terhadap bawahan. Dan bawahan menjalankan tugasnya,” ucapnya.

Christina berharap, warga Kota Surabaya juga dapat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Terlebih, dia sebagai mantan pasien Covid-19 sudah merasakan betapa sakitnya melawan virus tersebut.

“Peraturan pemerintah itu harus didengar. Ini bukan penyakit atau virus biasa. Saya sudah mengalami ini. Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar kalau sekadar nongkrong itu tidak perlu. Kita batasi interaksi. Memang ada dokter tapi, dia juga manusia,” kata dia. []

Berita terkait
1 Warga Positif Corona, Kota Kediri Masuk Zona Merah
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut dari hasil tracing bahwa masyarakat Jatim membutuhkan kewaspadaan berlapis.
Pasien Positif Corona di Malang Terjangkit di Jogja
Humas Pemkot Malang mengungkapkan satu pasien positif Covid-19 setelah melakukan study tour ke Yogyakarta.
Ulama Minta Empat Bupati di Madura Tetapkan Lockdown
Ulama pesantren tergabung dalam Bassara meminta kepada empat bupati di Madura untuk segera menerapkan Lockdown sebagai pencegahan Covid-19
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.