Gegara Lifting Turun, Luhut Kumpulkan Produsen Migas

Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumpulkan beberapa perusahaan migas besar bahas soal lifting.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa 15 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Popy)

Jakarta - Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumpulkan beberapa perusahaan migas besar. Sejumlah perusahaan kelas kakap ini diminta untuk memberikan identifikasi mengenai tren penurunan lifting migas, dari 800 ribu menjadi 700 ribu barel per hari.

Untuk itu, produsen migas nasional diminta untuk menggenjot produksi lifting. Dalam arahannya, Luhut meminta peningkatan lifting migas hingga 1 juta barel per hari. Hal tersebut seiring dengan keinginan Presiden Jokowi untuk menekan defisit impor migas.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar impor minyak dan gas dikurangi sehingga persoalan terkait defisit neraca transaksi berjalan bisa diselesaikan. Presiden mengatakan selama bertahun-tahun defisit neraca transaksi berjalan di Indonesia tak kunjung selesai.

“Karena kita tahu yang namanya impor migas gede banget. Padahal kita juga memiliki sumur-sumur minyak yang mestinya produksinya bisa ditingkatkan. Kalau betul-betul berkurang baru impor, bukan menggantungkan terus pada impor dan lifting produksi minyak kita turun terus,” kata Jokowi seperti dikutip dari Antara.

Berkaitan dengan substitusi impor menurut Jokowi jika bisa diproduksi di dalam negeri maka tak semestinya dilakukan impor. “Contoh tadi minyak dan pembangunan kilang minyaknya, refinerinya. Sudah 30 tahun lebih kita enggak bangun satu kilang pun. Kalau kilang dibangun itu ada turunannya nanti,” kata Jokowi. Ia menegaskan, petrokimia turunannya banyak dan beragam sementara Indonesia masih mengimpor petrokimia.

Tanpa harus mempertanyakan kembali, Jokowi sebenarnya tahu terkait 'permainan impor migas' yang dilakukan Indonesia. Impor, kata dia sasaran empuk bagi mereka yang yang ingin mencari untung demi kepentingan sendiri. "Ya karena masih banyak yang senang impor minyak. Gampang, menyelesaikan masalah dengan impor itu paling mudah. Untungnya juga gede. Bisa dibagi ke mana-mana," ucap Jokowi. []

Berita terkait
Punya Sumur Minyak, Jokowi Heran Kenapa Impor Migas
Presiden Joko Widodo mengatakan selama bertahun-tahun defisit neraca transaksi berjalan di Indonesia tak kunjung selesai akibat impor migas.
Inovasi Migas, Menteri ESDM Tinggalkan Cara Lama
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan tak akan menggunakan cara lama untuk membuat kemajuan di lingkungan Kementrian ESDM.
Tekad Jokowi Memberantas Mafia Migas
Presiden Joko Widodo mengatakan tekadnya untuk memberantas mafia migas (minyak dan gas bumi) untuk mengurangi impor BBM
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"