Gedung Juang 45, Tak Lagi Mendapat Perjuangan dari Pemerintah

Gedung Juang 45 di Kota Siantar tak lagi mendapatkan perhatian dari Pemerintah.
Gedung Juang 45 di Kota Siantar tak lagi mendapatkan perhatian dari Pemerintah. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar, (Tagar 11/03/2019) - Gedung Juang 45 yang berada di Pusat Kota Siantar, tak lagi pernah mendapat perhatian dari pemerintah Kota Siantar maupun pemerintahan Kabupaten Simalungun.

Hal ini diungkapkan sekretaris Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45, Suprianto. Ia menyatakan kesedihan melihat gedung bersejarah yang merupakan peninggalan para pejuang, kini tidak lagi mendapatkan perhatian.

"Selama puluhan tahun hingga saat ini perhatian dari Pemko dan Pemkab tidak ada, apalagi kan gedung ini merupakan gedung bersejarah," katanya

Pria yang sehari-harinya berkantor di tempat bersejarah ini, menganggap pemerintah saat ini maupun sebelumnya tidak lagi menghargai pejuang-pejuang yang di masa lalu.

"Pemerintah kota maupun kabupaten tidak ada menghargai pejuang 45 dulu. Lihatlah yang dulunya kita diberi gedung ini seluruh, sekarang hanya kantor ini saja dan fasilitas kantor juga sudah tidak ada lagi. Makanya pemerintah sekarang seolah-olah mengabaikan pejuang-pejuang yang dulu," ucapnya.

Sejak tahun 2002 gedung utama yang merupakan museum tersebut masih milik DHC Angkatan 45. Namun, tiba-tiba diambil alih oleh pemerintah. Saat ini, hanya gedung sebelah kiri yang digunakan menjadi kantor.

"Gedung sebelah ini sebelumnya diberikan pada angkatan 45, namun diambil alih mereka (pemerintah). Makanya kami hanya menggunakan kantor ini aja, tapi ginilah kondisi kantor, semuanya sudah bocor. Datang hujan air nya langsung masuk semua," tambahnya

Gedung Juang 45Gedung Juang 45 di Kota Siantar tak lagi mendapatkan perhatian dari Pemerintah. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Suprianto meminta kepada pemerintah, agar gedung utama yang dulunya merupakan museum agar difungsikan sebagaimana mestinya. Karena saat ini gedung tersebut kosong dan tidak difungsikan sama sekali.

"Saya berharap kepada pemerintah agar gedung bersejarah ini difungsikan sebagaimana mestinya, jangan disalahgunakan. Karena bangsa yang berharga adalah bangsa yang menghargai jiwa para pahlawannya," ujarnya.

Tak hanya itu, di zaman milenial saat ini menurutnya penting untuk kaum-kaum muda mengenal tempat-tempat bersejarah dan perjuangan para pahlawan. Sehingga para pemuda tidak lupa dan lebih mengetahui lagi sejarah, yang terjadi di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun pada masa itu.

"Saya juga berharap agar gedung kosong itu dibuat sebagai museum nama-nama para pahlawan yang ikut memperjuangkan negara ini pada zaman dulu. Atau dibuat perpustakaan khusus sejarah para pahlawan dan pejuang-pejuang 45, jadi milenial tau sejarah juang 45 bagaimana. Nah, kalau seperti mahasiswa-mahasiswa yang datang untuk mengetahui sejarah dulu, jadi tidak bisa secara detail lagi kita beritahu. Tetapi kalau dibuat perpustakaan kan mereka bisa baca bagaimana sejarah," tutupnya.
 
Seperti diketahui, bangunan yang di atasnya terlihat tiga tokoh pejuang kemerdekaan, Saat ini sudah ditumbuhi rumput ilalang, cat gedung yang mulai terkelupas dan ditumbuhi lumut, kemudian atap yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan. []

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.