Gaya Kampanye Akbar Jokowi dan Prabowo, Ini Kata Pengamat

Kampanye terbuka sudah dimulai, bagaimana gaya kampanye Jokowi dan Prabowo?
kompaknya Jokowi dan Prabowo saat menandatangani deklarasi kampanye damai. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 26/3/2019) - Kampanye terbuka sudah dimulai, masing-masing capres sudah mulai melakukan beragam promosi diri. Jokowi melakukan kampanye di Serang dan Prabowo di Manado dan Makassar, Minggu (24/3).

Gaya kedua capres mendapatkan perhatian Pengamat Politik Ray Rangkuti. Ia lebih menyoroti gaya kampanye Jokowi ketimbang Prabowo dalam berkampanye.

"Yang agak baru itu gaya Pak Jokowi yang mulai mempergunakan bahasa-bahasa yang lebih tegas, dengan intonasi yang lebih baik dari gaya dia sebelum-sebelumnya," kata Ray Rangkuti saat dihubungi Tagar News, Senin (25/3).

Dalam kampanye, Jokowi gencar memperkenalkan salah satu program andalannya yakni peluncuran tiga kartu baru yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah.

"Ini soal gayanya pidatonya Jokowi itu sekarang memang lebih kerasa, intonasi suaranya lebih kencang. Cara-cara dia sudah seperti gaya yang layaknya berpidatolah maksud saya," ucap dia. 

Jokowi dalam berkampanye akbar mengajak masyarakat untuk memerangi hoaks, fitnah dan kabar bohong yang kini semakin berkembang. Capres nomor urut 01 itu meminta kepada masyarakat untuk dapat meluruskannya.

"Dia (Jokowi) mengatakan sekarang dia tidak akan berdiam diri. Tapi punya potensi untuk melakukan serangan terhadap hal-hal yang sempat berkembang kemarin seperti hoaks dan fitnah," ujarnya.

Sementara melihat gaya kampanye Prabowo, Ray menilai tak berbeda dengan pilpres sebelumnya. Dia menilai ketua umum Partai Gerindra itu sudah memiliki ciri khas berkampanye, dari zaman masa pemilu terdahulu dengan sekarang.

"Kalau Prabowo sudah kita tahu, gaya pidatonya berapi-api ya dan sebagainya. Karena itu tidak ada yang baru dari gaya beliau. Gayanya memang gitu-gitu dari dulu," tuturnya.

Sebagai informasi, kampanye akbar akan dilakukan selama 21 hari sejak 24 Maret hingga 13 April 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah membagi kampanye akbar ke dalam dua zona yakni zona A dan zona B.

Masing-masing zona A dan B terdiri dari 17 provinsi. Provinsi yang msuk dalam zona A adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua.

Sedangkan provinsi yang masuk zona B adalah Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua Barat.

Dalam pengundian, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh kesempatan memulai kampanye akbar perdana di zona B. Sedangkan Prabowo-Sandiaga di Zona A.

Kedua pasangan capres-cawapres akan bertukar zona kampanye setiap dua hari sekali. Pembagian zona ini dilakukan guna menghindari peristiwa tidak diinginkan selama kampanye akbar, mengingat melibatkan ribuan hingga puluhan ribu massa dalam satu waktu. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.