Jakarta - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta memberikan skor 5 dari tertinggi 10 saat ditanyai kinerja Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Stanislaus mengaku melihat sisi minus di sosok dokter Terawan, terutama dalam menjelaskan kepada publik mengenai situasi pandemi virus menular ini di Indonesia.
Jangan sampai yang menyampaikan adalah kementerian lain. Saya memberikan angka 5 untuk Terawan.
Dia menyatakan, banyak pihak saat ini tengah menunggu apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh Menkes Terawan ke depan, karena ini semua sudah menjadi otoritas Kementerian Kesehatan untuk menjelaskan strateginya kepada publik.
Baca juga: Pengamat Bongkar Kelemahan Menkes Terawan Agus Putranto
"Pak Terawan harusnya berani menyampaikan itu. Jangan sampai yang menyampaikan adalah kementerian lain. Saya memberikan angka 5 untuk Terawan," kata Stanislaus dalam kanal YouTube Tagar TV, dilihat Sabtu, 3 Oktober 2020.
Menurut dia, dokter Terawan perlu dievaluasi oleh Presiden Jokowi, agar kementerian yang dipimpinnya tidak ditanggapi miring terus oleh masyarakat.
"Evaluasi itu bisa saja diberi tekanan untuk lebih maksimal atau kalau sudah ditekan tidak bisa, itu menjadi hak prerogatif presiden. Kita hanya berani menilai dan menyampaikan, tetapi itu (reshuffle) hak prerogatif presiden," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes dan IDI Tak Akur karena Pemecatan Terawan?
Lantas ia mengkritik Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tidak memiliki pengalaman birokrasi dan belum teruji pada situasi krisis.
Dia mengatakan, meskipun dokter Terawan tercatat memang berkarier di bidang kesehatan, namun tetap saja lebih lekat pada dunia kemiliteran.
Hal tersebut yang menurutnya terus menjadi pertentangan hingga hari ini, diperparah hubungan dokter Terawan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tergolong tidak harmonis, kian memanas lagi karena Indonesia sedang diterpa pandemi berkepanjangan.
Baca juga: Sudah Saatnya Presiden Jokowi Evaluasi Menkes Terawan
"Jadi model sistem komando, biasa memberi perintah dan anggota harus taat kalau di militer. Tapi, begitu di situasi sipil seperti ini, apalagi kita tahu ketika dokter Terawan Agus Putranto masuk menjadi Menteri Kesehatan langsung ditentang. Terlihat hubungannya kurang harmonis dengan dengan IDI," kata Stanislaus. []
