Gandeng LAN, Cara Pemkot Yogyakarta Menekan Kemiskinan

Di Kota Yogyakarta, ekonomi minus dua persen dan menekan angka kemiskinan tak sesuai target. Begini inovasi yang bakal dilakukan.
Ilustrasi Inovasi (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Kemajuan teknologi sangat diperlukan agar semua kota bisa dianggap maju pula. Maka kemajuan sebuah perkotaan sangat didukung pula oleh inovasi yang dimiliki setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk di Kota Yogyakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono, mengakui bahwa seluruh OPD di Kota Pelajar didorong memiliki inovasi. Hanya, inovasi yang digulirkan tidak lagi bersifat sektoral demi kepentingan internal OPD masing-masing melainkan harus mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di perkotaan.

Baca Juga:

"Permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta saat ini dari sisi pertumbuhan ekonomi minus dua persen. Bagaimana saat ini bisa menuju angka pertumbuhan sesuai RPJMD, sehingga dibutuhkan inovasi," jelas Agus, Minggu, 11 Oktober 2020.

Begitu pula dari angka kemiskinan yang, ungkap Agus, saat ini sudah mencapai 13 persen. Padahal target optimistisnya adalah delapan persen. "Kalau sudah seperti ini maka lintas OPD harus bisa bergerak sinergis dan membangun inovasi masing-masing yang saling berkaitan," tegas dia.

Agus mencontohkan misalnya terkait rencana pengembangan ekonomi kreatif di Yogyakarta sisi selatan yang diharapkan kelak berdampak pada pertumbuhan industri kecil di daerah tersebut. Agus pun mengakui, inovasi daerah tidak hanya diusulkan oleh OPD melainkan juga wali kota, DPRD, ASN maupun masyarakat luas.

Permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta saat ini dari sisi pertumbuhan ekonomi minus dua persen.

"Agar inovasi ini terus muncul mala kami pun akan menggandeng Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk melakukan pendampingan. Bukan tidak mungkin, inovasi yang sudah bergulir namun tidak sesuai dengan persoalan kota maka akan dicabut atau dianulir," ungkap dia.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir ini OPD di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta rutin memunculkan inovasi. Akan tetapi inovasi daerah kini tidak lagi bersifat sektoral untuk kepentingan OPD terkait seiring terbitnya Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 77 Tahun 2020.

Baca Juga:

Heroe memaparkan inovasi daerah sangat dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa mengabaikan aturan yang berlaku. "Permasalahan kota sekarang ini menyangkut ketimpangan ekonomi dan masalah kemiskinan. Gini rasio masih cukup tinggi dan angka kemiskinan ada potensi bertambah seiring pandemi Covid-19," urainya di sela sharing pembangunan daerah, 8 Oktober 2020.

Gini rasio yang cukup tinggi, lanjutnya, menandakan ada jurang pemisah yang lebar antara warga mampu dan kurang mampu. Sehingga peningkatan ekonomi yang terjadi hanya akan dinikmati oleh segelintir orang.

Kondisi itu pun berkaitan dengan angka kemiskinan karena aktivitas ekonomi belum menyasar hingga tingkat bawah. "Oleh karena itu diperlukan inovasi daerah yang melibatkan lintas OPD," pungkas wakil wali kota. []

Berita terkait
Bank Indonesia Genjot Ekspor UMKM Yogyakarta di Masa Pandemi
Bank Indonesia DIY terus menggenjot ekspor UMKM di Yogyakarta di tengah pandemi. Salah satunya lewat Grebeg UMKM DIY 2020.
Upaya Memaksimalkan Produksi UMKM Kulon Progo
Baznas Kulon Progo memberikan bantuan kepada pelaku UMKM yang terdampak pagebluk. Cara ini untuk menggerakkan roda ekonomi di Bumi Binangun.
Menko PMK Dukung Produksi Jamu Lokal dan Pelaku UMKM
Menko PMK, Muhadjir Effendy mendukung penggunaan bahan baku jamu lokal dan dorong UMKM untuk terus berinovasi.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu