Galau Akut, Yusril Gelisah di Antara Jokowi dan Prabowo

'PBB galau akut. Satu sisi ingin dukung Jokowi karena alasan taktis,' ujar Adi Prayitno Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia.
Jokowi dan Prabowo, calon presiden di Pilpres 2019 yang belum didukung Partai Bulan Bintang (PBB). (Foto: Biro Setpres/Laily Rachev)

Jakarta, (Tagar 20/9/2018) - Partai Bulan Bintang (PBB), resmi menjadi partai yang lolos ikuti pemilihan legislatif 2019 mendatang. Namun, PBB nyatanya belum menentukan arah dukungan politik untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Penentuan sikap PBB, menurut Sekjen DPP PBB Afriansyah Ferry Noer baru akan diputuskan pada akhir Oktober mendatang.

"Kami PBB belum menentukan sikap. Karena kami akan mengundang di bulan Oktober akhir DPC dan DPW se-Indonesia, mendengarkan apa yang diinginkan masyarakat di tingkatan masing-masing daerah," ungkap Sekjen DPP PBB Afriansyah Ferry Noer saat dihubungi Tagar News, di Jakarta, Kamis (20/9).

Yusril Ihza MahendraKetua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra belum memutuskan dukungan untuk Pilpres 2019. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)

Dengan mengundang DPC dan DPW PBB se-Indonesia, ia berharap PBB dapat memutuskan pilihan tepat untuk mendukung salah satu kubu calon presiden dan wakil presiden. Baik koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maupun koalisi Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Mudah-mudahan, apa yang kami putuskan, calon yang kami dukung sesuai visi misi PBB, mau berjuang untuk ummat, bela ummat, bela islam," jelas Ferry.

Terutama, bisa membantu PBB lolos masuk parlemen yang menjadi konsen PBB di Pemilu mendatang. "Dan yang utama bisa membantu berjuang bersama PBB menjadikan PBB bisa lolos parlemen diatas empat persen, kami tetap juga akan konsen," harapnya.

Sebelumnya PBB memang akan memutuskan arah dukungan di Pilpres 2019 setelah hasil Ijtimak Ulama II. Meski kini hasil Ijtimak Ulama II mendukung Prabowo-Sandi, sikap PBB menurutnya akan menghormati keputusan Ijtimak Ulama.

"Sampai saat ini kita sudah tahu Ijtimak Ulama II sudah dukung Prabowo-Sandi dan kita hormati keputusan itu," terangnya.

Pilpres 2019, akankah PBB merapatkan barisannya ke salah satu kubu?
"Insya Allah, kami akan dengarkan DPC dan DPW Kami se-indonesia," jawabnya.

Galau Akut, ke Manakah Arah Dukungan PBB di Pilpres 2019?

Jokowi Vs PrabowoIlustrasi Jokowi dan Prabowo. (foto:pinterest)

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno, menilai PBB yang belum tentukan sikap politik untuk memilih salah satu koalisi, karena masih galau. Kenapa? Karena terbentur dua alasan.

Antara alasan taktis, yakni potensi kemenangan pada pasangan Jokowi-Ma'ruf dan alasan ketidaksukaan aktivis, pengurus, dan simpatisan PBB terhadap Jokowi.

"PBB galau akut. Satu sisi ingin dukung Jokowi karena alasan taktis bahwa Jokowi berpotensi menang. Sementara sisi lain, banyak aktivis, pengurus, dan simpatisan PBB yang anti Jokowi. Apalagi banyak eks HTI kabarnya merapat ke PBB," beber Adi kepada Tagar News, di Jakarta, Kamis (20/9).

Atas dua alasan tersebut, menurut Adi, PBB kini sedang menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian jika mendukung pasangan calon.

"Saat ini, PBB sepertinya sedang meninjau maslahat dan mudaharatnya seperti apa untuk kepentingan pemilu," sambungnya Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Di tengah dilema untuk mendukung salah satu pasangan calon,  menurut Adi, adanya kemungkinan PBB tak akan melabuhkan dukungan. Baik pada Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi, yang akan mengambil nomor urut pada Jumat (21/9) di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau melihat kecenderungan suasana hatinya, PBB terlihat sejak awal tidak ke Jokowi karena Jokowi dianggap berjarak dengan umat. Sementara jika mengikuti alur pragmatis, PBB ke Jokowi. Di tengah dilema ini, PBB secara formal sepertinya tidak akan ke mana-mana di Pilpres. Tapi di grass root banyak yang anti Jokowi," pungkasnya mempredikasi arah dukungan PBB di Pilpres.

Sementara itu, menurut Hendri Satrio kekuatan PBB ada di Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra juga Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang MS Kaban, untuk menentukan pilihannya di Pilpres 2019.

Tapi, jikapun PBB tidak menentukan pilihan, menurutnya PBB masih diperbolehkan. Akhirnya, PBB masih bisa bermain dua kaki.

"PBB ini kekuatannya ada di Yusril dan Kaban, tapi mencuat lantaran Yusril jadi pembela HTI. Harus menentukan pilihan, keuntungannya PBB boleh tidak berpihak, jadi bisa main dua kaki," ujarnya. []

Berita terkait
0
Komisi VIII DPR Optimis Sentra Kemensos Jadi Multilayanan yang Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Anggota Komisi VIII optimis, transformasi fungsi Sentra Kemensos menjadi multilayanan akan semakin meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat.