Jakarta, (Tagar 5/9/2018) - Venezuela tengah mengalami krisis ekonomi yang cukup parah dan situasi politik yang tidak stabil. Dari data IMF diketahui, tingkat inflasinya menembus 1.000.000 persen . Lembaga PBB yang mengurusi pengungsi dan migran telah menyampaikan bahwa ada 2,3 juta warga Venezuela yang sekarang tinggal di luar negeri.
Selain itu, lebih dari 1,6 juta orang sudah meninggalkan negara tersebut sejak 2015. Pemerintah Venezuela menilai aksi migrasi massal penduduk merupakan hal normal di antara negara anggota OPEC. Pernyataan itu dilontarkan oleh Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez seperti dikutip dari VOA News, Senin (3/9).
Pengungsi Venezuela tidur di bengkel mobil, dekat terminal di boa vista. (Foto: Reuters/Nacho Doce)
Imigran Venezuela menyikat giginya di sebuah kamp sementara dekat stasiun bus di Quito, Ekuador. (Foto: Reuters/Daniel Tapia)
Anak-anak Venezuela tidur di rumput di depan Stasiun Bus antarnegara di Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil. (Foto: (Reuters/Nacho Doce)
Seorang migran Venezuela dibantu setelah melintasi perbatasan Peru, di Aguas Verdes, Tumbes, Peru. (Foto: Reuters/Douglas Juarez)
Para migran Venezuela menunggu untuk melewati Pusat Layanan Perbatasan Binasi Peru di perbatasan dengan Ekuador, di Tumbes, Peru. (Foto: Reuters/Douglas Juarez)
Polisi negara bagian Roraima menggeledah imigran Venezuela, selama operasi keamanan polisi di jalan di lingkungan Cambie di Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil.( Foto: Reuters/Nacho Doce)
Seorang petugas polisi Negara Bagian Roraima memeriksa tas para wanita imigran Venezuela, selama operasi keamanan polisi di jalan di lingkungan Caimbe di Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil. (Foto: Reuters/Nacho Doce)
Migran Venezuela antre untuk mendaftarkan keluarnya mereka dari Kolombia sebelum memasuki Ekuador, di Jembatan Rumichaca Internasional, Kolombia 9 Agustus 2018. (Foto: Reuters/Daniel Tapia)
Seorang perwira militer memberikan paspor kepada keluarga imigran Venezuela, sebelum mereka mengajukan permohonan status pengungsi, melalui Polisi Federal dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di kontrol perbatasan Pacaraima, negara bagian Roraima. (Foto: Reuters/ Nacho Doce)