Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro enggan bereaksi disebut menjadi calon Chief Executive Officer (CEO) Badan Otorita Ibu Kota Baru. Dia baru mau bersuara setelah kepastian terkait jabatan tersebut diumumkan.
"Belum, kalau ada pengumuman baru saya bisa bereaksi, sekarang belum ada pengumuman apa apa," kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Sekarang belum ada pengumuman sama sekali.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada komunikasi terkait jabatan yang disebut bakal dilimpahkan kepada dirinya itu. "Ya kalau (sudah) penunjukkan pasti diannounce. Sekarang belum ada pengumuman sama sekali," ucap dia.
Namun, Bambang mengatakan sempat berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetapi detail pembahasan tidak mengarah kepada ditunjuknya sebagai CEO otorita ibu kota baru. "Ya pernah diskusi lah, tapi tidak membahas secara spesifik," katanya.
Sebelumnya, Jokowi menjebutkan sejumlah nama yang bakal menempati kursi CEO otorita ibu kota baru di Kalimantan Timur. Nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tumiyana dibeberkannya.
Nama lainnya Abdullah Azwar Anas yang kini menjabat sebagai Bupati Banyuwangi, dan eks Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro.
"Kandidatnya ada banyak, satu Pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tumiyono, empat Pak Azwar Anas," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 3 Maret 2020.
Kandidat yang masuk menjadi CEO otorita ibu kota baru akan tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres). Diperkirakan setelah diteken Jokowi, Perpres tersebut akan diumumkan pada minggu ini.
"Jadi untuk otoritas ibu kota negara, kita akan segera menandatangani Perpres di situ ada CEO-nya. Namun, sampai sekarang belum diputuskan, dan akan segera diputuskan Insya Allah dalam minggu ini," tutur Jokowi. []