Filosofi dan Makna 4 Motif Batik Garuda Nusantara

Yayasan Tjanting Bantik Nusantara menggandeng Presiden Joko Widodo dalam peresmian mahakarya Batik Garuda Nusantara mengangkat 4 motif.
Presiden Joko Widodo dan Iriana mencanting kain Batik Garuda Nusantara. (Foto: Dok. YTBN)

Jakarta - Yayasan Tjanting Bantik Nusantara (YTBN) menggandeng Presiden Joko Widodo dalam peresmian mahakarya batik yang dinamai Batik Garuda Nusantara (BGN), dengan mengangkat empat motif khas Indonesia mulai dari Parang, Truntum, Sido Mukti, dan Sekar Jagad. Lantas, apa makna setiap motif tersebut?

Kain yang dinamai Garuda Batik Nusantara ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 1 Agustus 2019 lalu bertepatan dengan perayaan HUT kemerdekaan RI ke-74 di stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Angka itu pula yang disematkan maestro batik Indonesia, Nur Cahyo, dalam kain tersebut. Selain itu, YTBN yang bekerjasama dengan para pemerhati batik memilih kain sepanjang 74 meter.

Rencananya, batik yang terdapat penggoresan pertama oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana itu akan dibentangkan di Museum Nasional Jakarta pada 2 November 2020 mendatang sekaligus perayakan Hari Batik Nasional.

Melengkapi keragaman dan ke khas-an bangsa Indonesia, burung garuda sebagai lambang negara akan turut meramaikan motif kain sepanjang 74 meter itu.

Ditambah lagi ada empat motif yang lebih menonjol yaitu, Parang, Truntum, Sido Mukti dan Sekar Jagad. Motif ini kata Pembina Yayasan Tjanting Batik Nusantara, Pheo Hutabarat, disimbolkan sebagai kebijakan Indonesia ke luar negeri dalam menciptakan perdamaian dunia.

BatikBatik Garuda Nusantara. (Foto: Tagar/Santi Sitorus)

Berikut Tagar rangkumkan makna dari setiap motif dalam Batik Garuda Nusantara:

1. Parang

Pheo Hutabarat menjelaskan bahwa pememilihan motif parang dalam Batik Garuda Nusantara atas keputusan para pemerhati batik dan pemerintah. 

"Mungkin kalau Korea punya Taekwondo, kenapa kita enggak lestarikan batik sebagai bagian dari diplomasi Internasional Indonesia? Kemenlu sangat komitmen dengan hal itu," kata Pheo dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 26 September 2020.

Dengan begitu, parang tersebut diartikan sebagai menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Indonesia maupun di luar negeri tanpa kenal lelah.

2. Truntum

Jika Parang diartikan sebagai penjaga kedaulatan NKRI, maka motif yang kedua yakni Truntum, bermakna untuk melengkapi kesejahteraan Warga Negara Indonesia (WNI) di mata dunia.

Truntum dimaknai sebagai tindakan yang akan dilakukan dengan cinta dan tulus memberi perhatian serta perlindungan bagi WNI baik secara nasional maupun Internasional.

3. Sido Mukti

Mendengar kata Sido Mukti, mungkin yang melekat pada pemikiran sebagian orang Indonesia adalah tentang kopi dari Malang, Jawa Tengah.

Jangan salah, Sido Mukti dari kota yang dijuluki Paris of East Java itu diangkat ke dalam batik perdamaian dunia, serta dilambangkan sebagai pengharapan dan doa agar terkabul, yakni semoga Indonesia memiliki ekonomi yang kuat, berkuasa, disegani, dan tidak kekurangan apapun.

4. Sekar Jagad

Sesuai dengan namanya, Sekar Jagad melingkupi banyak hal di dalamnya. Motif yang satu ini sudah tidak asing bagi para pengrajin batik di Indonesia.

Batik Sekar Jagad ini merupakan batik khas Indonesia yang mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.

Sementara dalam Batik Garuda Nusantara ini motif Sekar Jagad dimaknai sebagai ungkapan cinta dan perdamaian ditengah keragaman yang ada di Indonesia maupun dunia. []



Berita terkait
Di Garut Ada Legenda Penulis Batik Garutan Asli
TP PKK Kabupaten Garut, Jabar, Hj Diah Kurniasari, kunjungi legenda penulis Batik Garutan asli yang dikenal dengan nama Mah Enong
Virus Corona Jadi Inspirasi Motif Batik di Kulon Progo
Berangkat dari rasa prihatin dan harapan pandemi Covid-19 segera berakhir, Murtini di Kulon Progo menciptakan batik dengan motif virus corona.
Foto: Jokowi Ikut Membatik Dalam Peringatan Hari Batik
Presiden Joko Widodo ikut serta membatik bersama 500 pembatik dalam peringatan Hari Batik Nasional 2019 di Istana Mangkunegaran Solo.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.