Makassar (Tagar 13/2/2018) - Film Melawan Takdir diadopsi dari novel best seller otobiografi motivasi berjudul sama karya Hamdan Juhannis. Dalam versi novel, Melawan Takdir (MT) terjual laris ratusan ribu eksemplar dengan jutaan pembaca di seluruh Indonesia.
MT disutradarai Quraisy Mathar dari rumah produksi Tujuh Langit, berkisah tentang kehidupan seorang anak yatim, ibunya buta huruf, sangat miskin, tinggal di sebuah desa terpencil di bagian timur Indonesia. Dengan segala keterbatasan tersebut si anak mampu kuliah S2 dan S3 di Kanada dan Australia, menjadi profesor termuda di usia tiga puluh tahun.
"Merupakan kebanggaan film MT hadir sebagai sebuah karya sineas produksi Makassar, satu-satunya film Indonesia yang terpilih sebagai film pembuka festival Sinema Australia Indonesia 2018 di Makassar," ujar Eksekutif Produser film MT, Ramli Usman di Makassar (13/2)
Film bergenre motivasi dan inspirasi ini mengambil lokasi syuting di Bone, Gowa, Makassar, dan Australia. Sangat direkomendasikan untuk ditonton anak-anak dan orangtua.
Fadli mantan vokalis band Padi mengisi soundtrack film MT diiringi akapela (paduan suara tanpa iringan alat musik), sebuah kearifan lokal yang menguatkan misi film.
Ramli menuturkan, "Sepanjang pengetahuan kami, Melawan Takdir merupakan satu-satunya film layar lebar pertama di dunia yang tidak menggunakan instrumen musik sedikit pun.” (rio)