Figur Pengganti Tri Rismaharini di Surabaya

Pemilihan wali kota Surabaya disebut-sebut sebagai pasar bebas seusai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak maju pada 2020.
Tri Rismaharini saat ditantang menaiki skywalker. (Foto: Instagram/@yuyungabdi)

Surabaya - Pemilihan wali kota Surabaya disebut-sebut sebagai pasar bebas seusai Wali Kota Surabaya dua periode, Tri Rismaharini tidak maju lagi di pemilihan wali kota pada 2020.

Sejumlah tokoh lama dari partai politik mulai bermunculan seperti dari PDI Perjuangan, yaitu Armudji, Wisnu Sakti Buana, dan Puti Guntur Soekarno, dari Partai Golkar Gus Hans dan Adies Kadir, dari Partai Demokrat Bayu Airlangga, dari PKB Imam Nahrawi serta Partai Gerindra Anwar Sadad.

Tapi, Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Abdul Chalik menilai sederet wajah lama yang masuk bursa wali kota Surabaya tak menarik lagi di mata masyarakat kota Surabaya. Mereka inginkan figur baru yang mempunyai kapasitas memimpin Kota Surabaya seperti Ahmad Nawardi.

"Munculnya sosok Nawardi ini bisa mengobati masyarakat yang bosan dengan figur-figur yang selama ini muncul," ujar Abdul, saat dikonfirmasi, Rabu, 31 Juli 2019.

Ahmad Nawardi yang merupakan Nahdiyin tulen ini terkenal sebagai Ketua Forum RT/RW Kota Surabaya, pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur dari Fraksi PKB, dan menjadi senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur di periode sebelumnya dan periode 2019-2024.

Jika akhirnya maju dalam pemilihan wali kota Surabaya, Ahmad Nawardi menurutnya punya kapasitas untuk memimpin kota Surabaya.

"Jika di level nasional bagus, tentu sangat bisa diandalkan jika kelak mengelola kota Surabaya ini," ucapnya.

Munculnya sosok Nawardi ini bisa mengobati masyarakat yang bosan dengan figur-figur yang selama ini muncul.

Selain Ahmad Nawardi, figur lain yang juga punya kans memimpin kota Surabaya berasal dari kalangan profesional. Mereka adalah Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bapekko) Eri Cahyadi dan Dosen Universitas Airlangga Suko Widodo.

"Itu yang memungkinkan untuk bisa tampil dipermukaan dan menjadi kompetitor," tutur dia.

Abdul menjelaskan karakteristik masyarakat Surabaya berjiwa nasionalis religius. Maka tentu saja, figur yang paling berpeluang untuk jadi pemimpin di Surabaya harus memiliki latar belakang nasionalis dan religius yang kuat. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja