Solo - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) meninjau ke Stadion Manahan, Solo, Selasa 17 September 2019. Peninjauan itu merupakan rangkaian dari pencalonan diri Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Tengah, Purwidyastanto menuturkan bila Stadion Manahan didaulat menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20 bila diselenggarakan di Indonesia.
Purwidyastanto menjelaskan tinjauan tersebut berlangsung selama tiga jam. Lokasi yang ditinjau meliputi pengenalan denah ruangan fungsional, area field of play, lampu lapangan lux meter dan instalasi, sumber daya dan kesiapan darurat, serta, akses masuk pemain dan ofisial.
Inspeksi dilakukan untuk memastikan stadion bisa digunakan saat nantinya menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Secara organisasi, kalau melihat mereka sudah datang untuk meninjau berarti mereka tertarik
Fasilitas akses dan tribun disabilitas, akses parkir tim/ofisial, perangkat pertandingan, undangan, VVIP, VIP, umum, dan hal teknis lainnya. Inspeksi juga menyasar fasilitas pendukung stadion, salah satunya, ruang bagi awak media dan lapangan berlatih bagi tim peserta hajatan besar itu.
“Inspeksi dilakukan untuk memastikan stadion bisa digunakan saat nantinya menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Secara organisasi, kalau melihat mereka sudah datang untuk meninjau berarti mereka tertarik,” ujar Purwidyastanto.
Menurut Purwidyastanto, proses pengajuan sebagai stadion penyelenggara Piala Dunia U-20 membutuhkan waktu yang panjang. Pasalnya, mereka harus menyiapkan dan mengirim dokumen seleksi pemilihan stadion saat federasi mengajukan diri sebagai tuan rumah.
“Ada lebih dari 200 dokumen administrasi yang dikirimkan. Kemudian diterima oleh FIFA sampai inspeksi ke lapangan. Setahu saya belum pernah sampai sejauh ini. Artinya, ada ketertarikan dari FIFA. Dukungan semua pihak, doanya semoga benar-benar menjadi tuan rumah,” kata dia menjelaskan.
Siapkan Lapangan lainnya
Sekretaris Asosiasi PSSI Kota Solo, Sapto Joko Purwadi, mengatakan selain Manahan, FIFA juga meninjau enam lapangan pendukung yang nantinya menjadi lokasi latihan peserta Piala Dunia U-20. Keenam lapangan itu, yakni Stadion Sriwedari, Lapangan Kottabarat, Lapangan Banyuanyar, Lapangan Kartopuran, Lapangan Karangasem, dan Stadion Universitas Sebelas Maret (UNS).
Keenam lapangan tersebut dipilih karena memiliki standar minimal untuk berlatih, seperti toilet, ruang ganti, dan memiliki rumput yang memadai. Selain itu, dekat dengan hotel dan penginapan.
“Usulan dari Pemkot, lapangan-lapangan itu akan dibenahi agar lebih layak, termasuk rumputnya,” kata Sapto.
Indonesia bersaing dengan Brasil dan Peru untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Beberapa negara pesaing seperti Myanmar dan Thailand yang menjadi tuan rumah mengundurkan diri dan memberikan dukungan kepada Indonesia sebagai sesama negara Asia Tenggara.
Sedangkan tiga negara yang menjadi tuan rumah bersama, Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga sudah mengundurkan diri.
Dengan mundurnya lima negara peserta, maka Indonesia bersaing dengan Brasil dan Peru. Siapa yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 diputuskan di sidang FIFA di Shanghai, China, 23-24 Oktober 2019.
Jadi, Indonesia belum ditetapkan sebagai tuan rumah. Dan, FIFA tidak menunjuk kota sebagai penyelenggara. FIFA menunjuk negara dan federasi, dalam hal ini, PSSI yang mengajukan kota-kota penyelenggara yang sudah pasti memiliki stadion yang memenuhi persyaratan. FIFA tentu akan meninjau semua stadion yang diusulkan federasi. Termasuk stadion yang disiapkan Brasil dan Peru. []