Fakta Tak Ada Hotel di Bali Masuk Daftar Jual

Beredar daftar sejumlah Hotel berbintang di Bali masuk dalam daftar jual karena terdampak pandemi Covid-19.
Hotel di Bali tak beroperasi akibat pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Nila SOfianty)

Bali - Pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata, khususnya pengusaha perhotelan di Bali terpukul. Kondisi tersebut memunculkan kabar sejumlah hotel di Bali terpaksa dijual karena pemilik tak sanggup lagi membayar operasional.

Berdasarkan penulurusan Tagar, bahwa kabar tentang hotel di Bali yang dijual adalah informasi tidak benar alias hoaks. Hal tersebut, disampaikan Divisi Marketing Communication Hotel Pulman Kuta, Adi mengatakan bahwa kabar daftar hotel dijual sudah ada sejak tahun 2015 lalu dan hingga saat ini ownernya masih mempertahankan hotel alias tidak berada dalam proses dijual.

Memang mungkin kondisinya yang berasumsi begitu, tapi enggak sih. Cuma memang belum bisa terima tamu karena peraturan.

"So far komunikasi dari owner, masih dipertahankan. Memang banyak info-info seliweran yang kurang bisa di pertanggung jawabkan sumbernya. Tahun 2015 kalau tak salah juga sudah beredar di facebook dan linkedin lumayan heboh," kata Adi kepada Tagar, Senin, 8 Juni 2020.

Ia menegaskan Hotel Pulman Kuta yang masuk dalam list tersebut hingga saat ini masih bertahan dan berjalan, meski belum bisa menerima tamu.

"Memang mungkin kondisinya yang berasumsi begitu, tapi enggak sih. Cuma memang belum bisa terima tamu karena peraturan," kata dia.

Adi menegaskan rencana pemerintah untuk menerapkan new normal sangat disambut antusias pihaknya dan juga pelaku usaha perhotelan di Bali.

"Dari sebelum corona merebak kita sudah melakukan persiapan. Plus memang sudah ada SOP yang mengharuskan kita lolos perihal kebersihan dan kesehatan," tuturnya.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Bali IB Agung Partha Adnyana mengatakan bahwa sebenarnya kabar list daftar hotel for sale itu sudah ada sebelum adanya pandemi Covid-19.

"Yang saya tahu, itu sudah beredar sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia khususnya melanda pariwisata di Bali," ujar Agung Partha Adnyana.

Tentang kebenaran bahwa memang benar hotel-hotel yang ada dalam daftar list itu akan dijual, Agung Partha tidak berani mengiyakan, sebab tidak ada yang mengonfirmasikan dari pihak terkait

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Badra mengaku belum mendapat informasi tentang adanya hotel di Kabupaten Badung yang dijual karena dampak Covid-19.

"Saya belum mendapat informasi kebenaran berita itu. Tapi kami juga dapat merasakan beban dari investor pemilik hotel di masa pandemi ini. Saya pikir memang berat karena maintainace hotel tetap jalan, biaya overhead, gaji karyawan, listrik dan lainnya," ujar I Made Badra.

Selain itu, beban pengusaha hotel sangat besar karena merosotnya tamu hotel dan satu persatu harus diselesaikan.

"Pemerintah memang harus mencari solusi agar pihak investor bisa melanjutkan operasional hotelnya. Belum lama PHRI mewacanakan pengajuan bailout dan mekanismenya harus dikonfirmasi dengan PHRI," kata dia.

Hal senada disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan harapan akan adanya bailout atau pemberian bantuan keuangan pada industri pariwisata di Bali di tengah krisis karena pandemi Covid-19 ini. Pasalnya saat ini industri seperti hotel di Bali telah zero okupansi dan tidak ada pemasukan sama sekali.

“Jadi 96 persen hotel di Bali tidak beroperasi, sisanya masih buka dan kebanyakan menerima PMI untuk karantina,” ujarnya.

Rai Suryawijaya juga mengatakan belum mendapatkan informasi sejumlah hotel yang akan dijual di wilayah Badung. Tetapi, ia tak menampik kesulitan yang pasti dirasakan para pemilik hotel untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Untuk itu, Rai berharap pemerintah cepat tanggap dalam kondisi darurat ini. Sehingga semuanya bisa melalui fase krisis tanpa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran karena bangkrut.

“Memang kekuatan pengusaha itu maksimum 3 bulan. Setelah itu mereka akan berhitung lagi apakah mampu membayar gaji pokok pegawai atau tidak,” ucapnya. []

Berita terkait
Hotel di Bali Banting Harga di Tengah Pandemi Corona
Sejumlah hotel di Bali menawarkan paket harga murah agar bisa bertahan di tengah pandemi virus corona.
Hotel Tertua Grand Inna Beach di Bali Terbakar
Sebelumnya Grand Inna Beach Hotel di Bali sudah pernah terbakar pada 1 Maret 2020.
Bandara Ngurah Rai Ditutup, Hari Ini Hotel di Bali Gratis
Wisatawan yang terimbas, karena cancellation pesawat, tidak ada flight ke luar Bali, diberikan free akomodasi satu malam, dan selanjutnya hanya 50%.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.