Fakta Konflik Israel-Palestina Bukan soal Agama

Banyak orang Indonesia berpikir konflik Israel-Palestina yang tak berujung adalah karena agama. Salah besar. Ini fakta diulas Hendra Hendarin.
Warga Palestina membawa bendera negaranya, menghindari granat yang ditembakkan pasukan Israel di Tepi Barat, Kamis (22/8/2019). (Foto: Antara/Reuters/Mohamad Torokman)

Jakarta - Banyak orang Indonesia berpikir konflik Israel-Palestina yang tak berujung, musuh bebuyutan, seteru abadi, adalah karena agama. Pemikiran itu salah besar.

Hal tersebut disampaikan budayawan Hendra Hendarin kepada Tagar, Jumat, 23 Agustus 2019.

"Bangsa kita jangan sampai salah paham. Kalau muslim Indonesia membela Palestina dan kristiani Indonesia lebih pro pada Israel, maka bangsa kita juga menjadi ikut-ikutan konflik," ujar Hendra.

Berikut ini fakta-fakta konflik Israel-Palestina bukan karena agama, berdasarkan penjelasan Hendra Hendarin. Selengkapnya dalam tanya jawab.

Bagaimana komposisi agama di Israel?

Tidak semua penduduk di Israel adalah Yahudi. Jumlah Yahudi di Israel adalah sekitar 75 persen, sekitar total 6 juta jiwa.

Sisanya adalah berbagai suku dan bangsa. Namun yang paling dominan adalah Arab, yakni sekitar 21 persen. Dari jumlah tersebut, orang Arab yang beragama Islam adalah sekitar 18 persen.

Jika Anda pergi ke pasar di Israel, dari sepuluh orang yang Anda jumpai kemungkinan dua orang di antaranya adalah muslim. 

Hendra menambahkan, kemungkinannya lebih besar daripada seorang muslim di Indonesia bertemu seorang nasrani - yang jumlahnya di Indonesia hanya sekitar 10 persen. Sedang Kristen di Israel jumlahnya hanya sekitar 2 persen.

Lalu apakah Yahudi di Israel lantas menganiaya muslim yang dijumpainya tersebut? Tidak, jika tak ada persoalan pribadi. Bahkan muslim di Israel adalah bagian paling penting dan dominan di antara agama lain di Israel.

Jika judaisme -keyakinan dogma rata-rata bangsa Israel- tidak dianggap sebagai agama, Islam adalah agama terbesar di Israel.

Muslim paling penting di Israel, selain Yahudi?

Dalam perjuangan pendirian Negara Israel, ada banyak kelompok muslim yang membantu berjuang, sebagian besar dari mereka turut menjadi militer yang berjuang bagi kepentingan kemerdekaan Israel.

Tiga kelompok muslim utama yang menjadi militer dan membantu perjuangan pendirian Negara Israel.

Pertama, Suku Circassian yang beragama Islam Sunni.

Kedua, Suku Badawi yang jumlahnya sekitar seperempatnya dari seluruh bangsa Arab yang tinggal di Israel.

Ketiga, Suku Druze yang menganut suatu cabang dari Islam Syiah.

Seperti muslim yang membantu perjuangan Israel, di Palestina juga banyak Yahudi yang membantu perjuangan rakyat Palestina.

Latar belakang pemikiran mereka membantu Israel -selain karena mereka juga adalah warga negara Israel- adalah karena konon menurut tafsiran mereka, di Alquran terdapat ayat yang menyebutkan Yahudi diberi hak untuk tinggal di wilayah itu, yang mereka istilahkan dengan ‘tanah perjanjian’.

Tokoh muslim di Israel juga banyak. Dari sekian banyak itu, beberapa contohnya adalah:

1. Ghaleb Majadele, yang menjabat menteri Ilmu Pengetahuan, Budaya dan Olahraga Israel.

2. Taleb el-Sana, seorang politikus dan pengacara yang juga merupakan anggota Badan Legislasi, setingkat MPR di Indonesia, yang menjabat paling lama di Israel, baru berhenti tahun 2013. Ia berasal dari Suku Badawi. Selain itu masih banyak Badan Legislatif Israel yang muslim.

3. Ahmad Tibi, anggota legislatif yang juga adalah ketua salah satu partai politik di Israel.

4. Abdel Rahman Zuabi, seorang anggota komite Peradilan Tertinggi Israel, setingkat Mahkamah Agung di Indonesia.

5. Hussniya Jabara, wanita muslim pertama yang menjadi Anggota Badan Legislatif Israel.

6. Rana Raslan, Miss Israel 1999.

Yahudi tak hanya di Israel, namun tersebar di banyak belahan bumi lain, utamanya Eropa dan Amerika. Di Inggris terdapat suatu organisasi Yahudi yang bergerak dalam dukungan terhadap Palestina, namanya adalah Jews for Justice for Palestinians (JfJfP).

Bagaimana komposisi agama di Palestina?

Palestina berpenduduk muslim sekitar 75 persen, Yahudi 17 persen, sekitar sebaliknya dari komposisi di Negara Israel. 

Seperti muslim yang membantu perjuangan Israel, di Palestina juga banyak Yahudi yang membantu perjuangan rakyat Palestina.

Tak hanya Yahudi, di Palestina juga banyak masyarakat yang memiliki agama dan keyakinan lain, terutama Kristen. 

Sangat banyak tokoh Palestina yang nasrani, di antaranya Istri Yasser Arafat, yakni Suha Tawil Arafat. 

Yasser Arafat adalah tokoh dan simbol perjuangan Palestina yang paling gigih dan panjang berjuang untuk mendirikan Negara Palestina. Ia adalah ketua PLO, Organisasi Pembebasan Palestina, dan juga ketua Fatah, organsisasi di bawah PLO yang paling dominan.

Anggota PLO yang anggotanya kedua paling dominan adalah The Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) – organisasi militan sayap kiri yang beraliran komunis yang berkiblat ke Rusia.

Sedangkan anggota ketiga terbesar PLO adalah The Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP), yang beraliran Komunis lebih ke China, yakni Maoist.

Selain PLO, yang saat ini lebih dominan dalam memperjuangkan Palestina adalah dari kelompok saingannya, yakni Hamas, yang merupakan kelompok Islam Fundamentalis, yang dianggap teroris oleh beberapa Negara Eropa, Amerika, dan Jepang.

Hamas sendiri terlibat persaingan politik, termasuk konflik peperangan dengan Fatah; dua kelompok berbasiskan Islam yang perang berebut pengaruh di Palestina.

Berbeda dengan PLO yang lebih diplomatis, Hamas lebih “berbicara dengan roket”. 

Banyak sumber mengutip bahwa roket yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel jauh lebih banyak daripada roket yang ditembakkan Israel ke Jalur Gaza -di mana Hamas terkonsentrasi. Namun Israel memiliki senjata radar anti-roket, sehingga tak banyak roket yang mampu mencapai wilayah Israel.

Kesimpulannya?

Israel tak hanya berisi bangsa Yahudi, namun juga bangsa dan suku lain. Selain Yahudi, bangsa terbesar kedua di Israel adalah Arab, dan agama terbesar adalah Islam - kalau Judaisme tidak dianggap sebagai agama. 

Banyak kelompok muslim berperan besar dalam perjuangan mendirikan Negara Israel; dan banyak tokoh muslim yang terlibat dalam struktur kepemerintahan di Israel.

Tak seluruh Palestina adalah warga muslim, perjuangan kemerdekaan Palestina merupakan perjuangan dari berbagai suku, ras dan agama dan aliran ideologi politik.

Konflik Palestina-Israel adalah konflik politik dan perebutan wilayah, bukan konflik agama. []

Berita terkait
Musisi Aceh Gelar Panggung Donasi untuk Palestina
Musisi Aceh Singkil, yang tergabung dalam group "Art Community" menggelar panggung musik menggalang dana untuk Palestina
Ridwan Kamil Ajak Patungan Bangun Masjid di Palestina
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ajak masyarakat bangun masjid di Gaza, Palestina.
Gadis Cilik Aceh Bongkar Celengan untuk Palestina
Khanza Talita Ulfa (5) rela menyumbangkan isi celengannya untuk Palestina. Padahal dia menabung awalnya untuk bisa naik haji.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.