Fadli Zon Tuding Lembaga Survei Melacur

Fadli Zon menyebut sebagian besar lembaga survei nasional melacur dan berafiliasi dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Puisi berjudul Doa yang ditukar milik Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon masih menjadi polemik dan berbuntut panjang. (Foto: Instagram/fadlizon)

Jakarta - Fadli Zon menyebut sebagian besar lembaga survei nasional melacur dan berafiliasi dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.

“Saya kritik lembaga-lembaga survei itu sebagian besar lembaga yang terafiliasi dengan paslon tertentu. Mereka adalah klien,” ungkapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 22 April 2019.

Ketidakjujuran lembaga survei sebagai konsultan politik, menurut dia tak ubahnya pekerjaan melacur. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini ingin lembaga survei men-declare-kan diri secara terbuka, kepada siapa berafiliasi beserta rinican pembayaran atas pekerjaannya sebagai konsultan politik.

Baca juga: Tenangnya Jokowi Menghadapi Kemenangan

“Karena mereka berimpit sebagai lembaga survei sekaligus juga konsultan politik. Jadi, mereka melacur sebenarnya. Karena mereka tidak declare. Harusnya declare sejak awal bahwa terafiliasi dengan paslon A atau B. Dibayar sekian. Jadi harus jelas,” bebernya.

Maka, untuk dia yang berdiri di kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi, dibeberkannya data lembaga survei soal elektabilitas calon presiden dan wakil presiden, quick count, serta exit poll tak ada gunanya. Karena, baik metode survei maupun quick count tidak punya kredibilitas maupun integritas.

“Sekarang ya tidak ada gunanya. Kalau metode survei atau quick count ya bisa kita perdebatkan. Tapi kalau penyelenggaranya sudah tidak punya kredibilitas dan integritas ya tidak ada gunanya. Mereka sejak awal konsultan politik,” terang Wakil Ketua DPR tersebut.

Baca juga: Rizieq Shihab Minta Quick Count Pilpres Dihentikan

Sebagai pembanding hasil lembaga survei nasional yang tergabung dalam Persepi, Fadli pun memastikan akan membuka data-data dari pihak internal Prabowo-Sandi. Namun, ia belum bisa memastikan kapan waktu untuk membuka data-data internalnya tersebut.

“Nanti dong. Kan masih penghitungan. Pada waktunya ada yang bertugas untuk itu,” pungkasnya.[]

Berita terkait