Facebook Tegaskan Tak Pernah Jual Data Pengguna

Facebook menegaskan pihaknya tidak menjual data pengguna kepada siapapun. Karena bisnis media sosial ini bukan cari keuntungan yang tidak baik.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay/FirmBee)

Jakarta - Facebook menegaskan pihaknya tidak menjual data pengguna kepada siapapun. Karena, pada dasarnya model bisnis jejaring sosial raksasa itu, tidak mencari keuntungan dengan cara yang tidak baik. 

"Kami tidak menjual data pengguna. Itu bukan model bisnis kami," kata Privacy and Public Policy Manager Facebook Asia Pasifik, Arianne Jimenez di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019, seperti diberitakan Antara.

Jimenez mengungkapan bisnis Facebook berasal dari penjualan iklan kepada klien mereka. "Model bisnis kami di Facebook adalah menjual space untuk iklan, jadi bukan menjual data-data milik pengguna," ujar Jimenez.

Jika ada pelanggaran data oleh pihak lain, Facebook akan memberikan notifikasi kepada pengguna.

Dia mengatakan Facebook sangat terbuka terkait data yang dikumpulkan. Namun, pengontrolan terhadap privasi pengguna tetap selalu dijaga. 

"Kami meningkatkan kontrol atas privasi pengguna, dampaknya bagi pengguna mereka bisa mendapatkan kontrol lebih atas datanya. Sementara, dampak ke perusahaan akan ada dampak finansial, namun kami harus tetap memilih untuk meningkatkan privasi data ketimbang keuntungan finansial," ujar Jimenez. 

Dia mengungkapkan jika ada pelanggaran data oleh pihak lain, Facebook akan memberikan notifikasi kepada pengguna. Jadi para pengguna media sosial itu, bisa meninjau pengaturan privasi atau memutus tautan aplikasi dengan akun Facebook mereka.

Jimenez menuturkan Facebook terus mendorong pengguna setianya untuk meningkatkan privasi mereka di platform media sosial (medsos) terbesar itu. 

Dia menyebutkan pengguna layanan medsos itu bisa mengatur apa yang ingin mereka bagikan ke Facebook, salah satunya dengan membagikan unggahan kepada audiens yang dipilih, seperti untuk diri sendiri, hanya kepada teman, kepada teman tertentu, ataupun kepada publik.

"Kami juga melarang sebuah aplikasi yang ketika aplikasinya ditinjau, menolak untuk memberikan data pengguna apa saja yang telah diakses," katanya.

Sebelumnya, platform Facebook sejak tahun lalu diterpa isu keamanan siber, setelah skandal kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica terkuak. Hal itu berdampak pada puluhan juta pengguna terutama di Amerika Serikat.

Pertengahan Agustus lalu, Facebook diketahui bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyalin klip audio dan membuat transkripsi pembicaraan. Cuplikan klip audio tersebut diambil dari aplikasi Facebook Messenger untuk diperiksa, apakah kecerdasan buatan mereka benar dalam menafsirkan pesan. Namun, Melansir dari Bloomberg, Facebook sudah menghentikan tinjauan audio tersebut.

Senator Partai Demokrat Amerika Serikat, Gary Peters mengirim surat pada Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg terkait masalah ini. Dikutip dari Reuters, isi surat tersebut terungkap bahwa Facebook telah mengirimkan jawaban tertulis yang menyatakan bahwa mereka mengakses audio pengguna ketika pengguna mengaktifkan fitur tertentu untuk layanan Facebook.[]



Berita terkait
Viral, Sitanggang Parsamosir Bakar Uang Saat Live di Facebook
Seorang pria batak viral setelah membakar uang saat live di Facebook. Sontak netizen memberikan komentar miring padanya.
YouTube, Netflix, Facebook Kini Diawasi KPI
Konten digital dari media seperti YouTube, Facebook, Netflix dan media sejenis akan diawasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Facebook akan Ubah Nama WhatsApp dan Instagram
Dua aplikasi yang kini berada di bawah payung Facebook, WhatsApp dan Instagram, akan mengalami perubahan nama.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.