Elektabilitas Jokowi Naik, Arsul Sani: Bagi Saya Itu Bukan Jaminan

Elektabilitas Jokowi naik, Arsul Sani: bagi saya itu bukan jaminan. Masih ada faktor lain yang turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta, (Tagar 23/4/2018) – Tingkat keterpilihan Joko Widodo di Pemilu Presiden (Pilpres) menurut Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani tidak harus menunjukkan angka 60 persen ketika disurvei menjelang kontestasi. Alasannya, masih ada faktor-faktor lain akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali.

"Banyak orang bilang bahwa angka 60 persen itu sebagai patokan aman seorang petahana akan terpilih kembali. Bagi saya, itu bukan jaminan, masih ada faktor-faktor lain yang akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali," kata Arsul di Jakarta, Senin (23/4).

Hal itu dikatakan Arsul Sani terkait hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan yaitu sebesar 55,9 persen dan Prabowo Subianto sebesar 14,1 persen.

Arsul Sani menjelaskan, faktor-faktor tersebut seperti faktor rentang waktu antara survei dengan pemilu, konsistensi hasil surveinya dari waktu ke waktu.

Selain itu, menurut dia, juga terkait ada tidaknya kebijakan yang semakin menyenangkan rakyat pemilih atau sebaliknya, dan tentunya siapa yang pada akhirnya akan menjadi sosok lawannya.

"Apalagi saat ini belum ada kejelasan apakah Jokowi akan berkontestasi lagi dengan Prabowo. Selain itu belum jelas juga siapa paslon-paslon yang akan saling berhadapan," ujarnya.

Dia menjelaskan, capaian persentase survei pada dasarnya hanya memotret keadaan atau gambaran elektabilitas di sekitar waktu survei tersebut dilakukan.

Menurut dia masih butuh faktor konsistensi capaian persentase dalam rentang waktu yang lama sampai dengan menjelang Pilpres.

"Karena itu melihat aman atau tidaknya tingkat keterpilihan Jokowi sebagai petahana tidak bisa sesederhana dengan menjawab angka persentasenya sudah mencapai 60 persen atau belum," ucapnya.

Sebelumnya hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan apabila Pilpres dilakukan saat ini yaitu sebesar 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.

Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yaitu 18,2 persen.

Survei itu dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra pada 11 April lalu.

Survei tersebut dilakukan melalui tatap muka dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.

Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun, dan reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia serta jumlahnya ditentukan secara proporsional.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, dengan "margin of error" plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. (ant/yps)

Berita terkait