Eksploitasi Seksual Anak Lewat Film, Netflix Diboikot

Platform pemutar film digital. Netflix, dihadang seruan aksi boikot di Amerika Serikat setelah menayangkan film Mignonnes alias Cuties.
Poster film Mignonnes alias Cuties. (Foto: Bien Ou Bien Productions)

Jakarta - Platform pemutar film digital berlangganan, Netflix, dihadang seruan aksi boikot di Amerika Serikat dengan tagar #CancelNetflix melalui media sosial sepanjang Kamis, 10 September 2020 waktu setempat, lantaran menayangkan film Cuties yang dianggap menjual sisi seksual para gadis belia.

Laman AFP melaporkan, Film Mignonnes atau yang dikenal juga dengan judul bahasa Inggris, Cuties, merupakan karya garapan sutradara asal Prancis-Senegal Maimouna Doucoure dan mulai ditayangkan melalui jaringan Netflix pada 9 September 2020.

Padahal, film itu sudah dihadang berbagai kritik keras semenjak Netflix merilis cuplikan perdananya pada Agustus 2020 lalu. Saat itu, sinema yang disebut-sebut dengan istilah "karya yang tidak pantas" itu sempat ditarik dari peredaran.

Saat itu, selain menarik trailer yang digunakan pula untuk promosi film Cuties yang dirilis di bioskop Prancis pada bulan yang sama tersebut, pihak Netflix juga meminta maaf karena telah menggunakan gambar yang dinilai tidak pantas.

Film Mignonnes alias CutiesPoster film Mignonnes alias Cuties (Foto: Bien Ou Bien Productions)

Namun begitu, penentangan terhadap Netflix justru menjadi lebih luas, termasuk dari kalangan politikus di Amerika Serikat. DeAnna Lorraine, selaku mantan kandidat Partai Republik untuk Kongres dari California misalnya, mengunggah tulisan melalui Twitter bahwa "Pornografi anak adalah ilegal di Amerika" demi merespon film tersebut.

Sementara Beatrice Cardenas, seorang pendukung partai Republik asal California lainnya, mengaku setuju dengan aksi boikot terhadap Neflix. "Sebagai ibu dari seorang gadis berusia 8 tahun, saya SANGAT mendukung #CancelNetflix," kata dia melalui Twitter.

Sedangkan Omar Navarro, politisi Republik lainnya menilai penggambaran mengenai seksualitas yang terjadi pada anak-anak dibawah umur dalam film Cuties, amat menjijikan dan tidak sesuai dengan moral dan etika yang berlaku di masyarakat.

"Hiperseksualisasi anak perempuan (dan anak laki-laki) menjijikkan. Ini tercela secara moral dan etika. Pedofil, pemerkosa anak-anak, dan penyimpangan lain yang digambarkan dengan #Cuties," ujar Omar.

Film Mignonnes alias CutiesPoster film Mignonnes alias Cuties. (Foto: Bien Ou Bien Productions)

Sepanjang Kamis, 10 September 2020, seruan untuk melakukan boikot terhadap Netflix melalui tagar #CancelNetflix telah dicuitkan lebih dari 200.000 kali, dan menjadi trending topic selama satu hari penuh di media sosial Twitter.

Film Mignonnes atau Cuties sendiri bercerita tentang tokoh bernama Amy, seorang bocah 11 tahun yang harus berhadapan dengan aturan ketat keluarganya yang keturunan Senegal, serta media sosial yang mementingkan penampilan.

Amy dikisahkan bergabung dengan grup tari yang dibentuk oleh tiga gadis lain dari lingkungannya, yang koreografinya terkadang sugestif.

Meski mendapat banyak penolakan dan berujung pada ancaman boikot terhadap Netflix, film Mignonnes atau Cuties sempat menerima penghargaan di ajang Sundance Film Festival. []

Berita terkait
Film Blackpink: Light Up the Sky, Tayang di Netflix
Film dokumenter tentang kisah perjalanan grup idola K-Pop Blackpink bertajuk Blackpink: Light Up the Sky, siap tayang di platform Netflix.
Usai Polemik Anjay, Lutfi Agizal - Salshadilla Putus
Hubungan asmara Lutfi Agizal dan Salshadilla putus usai sang konten kreator dicibir lanataran polemik kata Anjay.
Polemik "Anjay", Ivan Lanin: Tak Ada Kata Terlarang
Pengamat Bahasa Indonesia, Ivan Lanin, menilai polemik pelarangan kata Anjay tidak memiliki manfaat dan hanya menjadi ajang buang-buang waktu.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.