Perekonomian Singapura Pulih dari Resesi

Data pemerintah Singapura, 3 Januari 2022, menunjukkan ekonomi negara tersebut tumbuh 7,2% pada tahun lalu
Warga berolahraga di dekat Merlion Park di Singapura saat Negara Kota itu membuka kembali perekonomian di tengah pandemi Covid-19, 19 Juni 2020 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Edgar Su)

Jakarta – Data pemerintah Singapura, 3 Januari 2022, menunjukkan ekonomi negara tersebut tumbuh 7,2% pada tahun lalu, pulih dari resesi terburuk sejak kemerdekaan yang dipicu oleh pandemi virus corona. Ghita Intan melaporkannya untuk VOA.

Negara-kota itu jatuh ke dalam kinerja ekonomi terburuknya pada 2020 ketika bisnis dan perbatasan internasional ditutup sehingga mencekik jalur kehidupan ekonomi perdagangan dan pariwisata.

Pihak berwenang awalnya memberlakukan kebijakan keras dalam membatasi pergerakan dan pertemuan untuk mengekang penyebaran Covid-19. Namun, kebijakan tersebut kemudian beralih dan memilih untuk hidup bersanding dengan virus corona karena mayoritas penduduk telah divaksinasi secara penuh. Singapura telah mencatat total 280.290 kasus dengan 829 kematian pada Minggu, 2 Januari 2022.

PM Singapura Lee Hsien LoongPerdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kementerian Perdagangan merilis perkiraan awal pada Senin, 3 Januari 2022, yang menunjukkan ekonomi berkembang sebesar 5,9 persen pada kuartal keempat 2021 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal tersebut membawa pertumbuhan ekonomi setahun penuh ke angka 7,2%, membalikkan kontraksi sebesar 5,4% yang terjadi pada 2020, capaian terburuk yang diraih negara itu sejak kemerdekaan pada 1965.

Kementerian Perdagangan mengatakan sektor manufaktur, pilar ekonomi yang bergantung pada perdagangan, melonjak 12,8% tahun-ke-tahun didorong oleh permintaan global untuk semikonduktor dan peralatan semikonduktor.

Konstruksi, pendorong pertumbuhan domestik, naik 18,7% untuk setahun penuh, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita AFP.

Namun, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan dalam pesan Tahun Barunya bahwa Singapura belum keluar dari masalah.

Merlion Park di SingapuraMerlion Park di Singapura saat Negara Kota itu membuka kembali perekonomian di tengah pandemi Covid-19, 19 Juni 2020 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Edgar Su)

"Memasuki tahun baru, perjuangan melawan Covid-19 belum berakhir. Varian omicron membawa ketidakpastian baru," kata Lee.

Lee menambahkan, bagaimanapun, bahwa Singapura berada dalam posisi yang lebih baik untuk menangani virus dibandingkan dengan dua tahun lalu karena suntikan booster telah diluncurkan dan vaksinasi anak di bawah 12 tahun sedang berlangsung.

"Kami juga telah belajar untuk mengelola tantangan kesehatan masyarakat dengan lebih baik sambil meminimalkan pukulan pada ekonomi kami," kata Lee.

"Saat kami bersiap untuk dampak omicron, kami dapat dengan tenang yakin bahwa kami akan mengatasi apa pun yang ada di depan.” Lee menambahkan, ekonomi tahun ini diperkirakan tumbuh 3,0 - 5,0 persen (ah/rs)/voaindonesia.com. []

Ekonomi Singapura Keok oleh Virus Corona

Pertumbuhan Ekonomi Singapura Turun 13,2%

Singapura Resesi, Indonesia Perlu Penyesuaian Ekspor

Singapura Resesi, Sinyal Bahaya Sektor Swasta Indonesia

Berita terkait
Singapura Resesi, Indonesia Perlu Penyesuaian Ekspor
Pengamat CORE, Yusuf Rendy Manilet, tak memungkiri akan adanya penyesuaian kebijakan dalam sektor ekspor Indonesia di masa resesi Singapura.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.