TAGAR.id, Washington DC, AS – Ketika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga pada hari Rabu, 4 Mei 2022, dampaknya tidak hanya terhadap para pembeli rumah di AS yang membayar lebih untuk hipotek atau para pemilik bisnis eceran yang menghadapi pinjaman bank yang lebih mahal.
Dampak kenaikan suku bunga itu juga dirasakan negara-negara di luar Amerika, sehingga memukul para pemilik toko di Sri Lanka, petani di Mozambik dan keluarga-keluarga di negara-negara miskin di seluruh dunia. Dampak di luar negeri berkisar pada biaya pinjaman yang lebih tinggi sampai pada nilai mata uang yang menurun (depresiasi).
“Ini akan menekan semua bidang di negara-negara berkembang,” kata Eric LeCompte, Direktur Eksekutif Jubilee USA Network, sebuah koalisi kelompok yang berupaya mengurangi kemiskinan dunia.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva bulan lalu cukup khawatir memperingatkan Bank Sentral AS dan bank sentral negara-negara lain yang menaikkan suku bunga, agar tetap “memperhatikan risiko dampaknya terhadap ekonomi di negara-negara berkembang yang rentan.” (ps/lt)/voaindonesia.com. []
Bank Sentral Amerika Naikkan Suku Bunga Sebesar 0,25%
Inflasi di Amerika Capai 7% yang Terburuk Sejak 1982
Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi
Lagi-lagi Bank Sentral AS Siap Naikkan Suku Bunga