TAGAR.id, Jakarta - Bagi kebanyakan wanita tentu selalu mengidamkan kulit mereka putih dan glowing. Bahkan, mereka rela melakukan berbagai cara untuk bisa mewujudkannya, termasuk mencoba krim pemutih yang ada di pasaran dengan harga yang relatif murah. Jika tidak teliti, kemungkinan besar produk kecantikan itu palsu atau abal-abal sehingga berakibat pada kesehatan kulit nantinya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Matahari Arsy mengatakan krim pemutih memiliki dampak jangka panjang yang bisa mempengaruhi kondisi kulit ke depannya. Namun, hal itu tergantung zat yang terkandung di dalamnya.
"Misalnya, kalau yang terkandung itu Hydroquinone dengan konsentrasi tinggi, kulit kita itu malah bisa jadi bercak-bercak hitam dan putih dan itu sangat susah dihilangkan. Kalau misalnya yang terkandung di produk tersebut misalnya Steroid itu lebih seram lagi, jadi bisa kulitnya berbulu, atau kulitnya jadi tipis, ada luka yang susah sembuh atau infeksi yang susah sembuh, pokoknya kondisi mukanya lebih buruk dari sebelumnya," kata dokter Matahari Arsy melalui channel YouTube SKWAD Beauty, seperti dikutip Tagar, Selasa, 4 Agustus 2020.
Kata dia, krim pemutih palsu ternyata bisa memperburuk dan merusak kulit bahkan berisiko terjadinya kanker kulit. "Yang jelas kalau krim pemutih yang mengandung steroid itu kalau sudah sampai menjadi strecth mark, kulitnya gak bisa balik seperti semula jadi kan udah ada jaringan parutnya," ucap dr. Matahari.
Menurutnya, ciri-ciri kulit rusak akibat penggunaan krim pemutih palsu bisa ditandai dengan adanya stretch mark, kulit menjadi belang, berbulu, tipis, mudah memerah, dan adanya luka atau infeksi yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini tentu berbahaya untuk kesehatan kulit.
Pastikan tidak ada kandungan berbahaya.
Kulit yang rusak akibat penggunaan krim pemutih palsu memang bisa diobati. Namun, jika pemakaiannya sudah dalam jangka waktu lama tentu akan sulit untuk diatasi.
"Kalau masih awal banget (jangka penggunaan) itu kita masih bisa harapkan balik lagi. Tapi kalau udah terlalu lama yang sampai misalnya belang-belang hitam putihnya tebal banget itu kadang susah dan mungkin gak 100 persen bisa balik, atau yang sudah jadi stretch mark. Apalagi stretch mark-nya itu warnanya udah gak merah lagi, kalau jadi putih itu udah pasti gak mungkin balik lagi," ujar dr. Matahari.
Bila dalam krim pemutih itu ada kandungan hydroquinone, sebaiknya Anda hentikan saja langsung pemakaiannya. Berbeda dengan kandungan steroid, jika dihentikan secara mendadak justru bisa menimbulkan berbagai masalah kulit seperti jerawat, infeksi, dan sebagainya.
"Kalau kamu memakai krim pemutih yang mengandung Steroid agak lebih susah, gak bisa langsung mendadak stop biasanya langsung breakout karena Steroid itu fungsinya kayak menahan sesuatu yang memang ada di muka kamu. Jadi stopnya harus bertahap. Kalau susah kamu perlu bantuan dokter untuk stop bertahapnya," ujar dokter Spesialis Kulit dan Kelamin itu.
Ketika ingin menghentikan pemakaian krim pemutih yang mengandung steroid, pastikan Anda mengetahui tekniknya agar tidak membahayakan kondisi kulit. "Biasanya yang digunakan itu triknya pakai dua hari sekali dalam jangka waktu beberapa minggu, kemudian jadi tiga hari sekali, kemudian jadi seminggu sekali, kalau ternyata aman-aman saja boleh tuh baru kita stop," tutur dr. Matahari.
Dokter Matahari menyarankan khususnya bagi kaum hawa yang hendak membeli krim pemutih, pastikan produk tersebut sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kedua, pastikan tidak ada kandungan berbahaya sepengetahuan kita, kemudian pastikan juga bahan-bahannya cocok dengan kondisi atau jenis kulit kita," kata dr. Matahari. []
Baca Juga:
