Edy Rahmayadi Geram Ada Penjagal Kucing di Medan

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang mengaku sebagai pecinta kucing, geram dengan viralnya kasus penjagalan kucing di Medan.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. (Foto: Tagar/Andi Nasution). Area lampiran

Medan - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang mengaku sebagai pecinta kucing, geram dengan viralnya kasus penjagalan kucing di Medan.

"Saya pecinta hewan ini, kucing saya ada banyak sekali. Yang menjagal kucing ini pasti orang itu tak benar," kata Edy, Senin, 1 Februari 2021.

Menurut Edy, kucing adalah hewan peliharaan dan bukan untuk dikonsumsi manusia.

"Kepada rakyatku, itu sudah pasti tidak boleh. Walaupun saya belum memahami aturan hukumnya bagaimana, tapi secara estetika dan etika itu sangat buruk. Masih banyak yang bisa kita makan," tegas Edy.

Berawal dari viralnya postingan seorang netizen di Instagram yang mengaku kehilangan kucing kesayangannya. Salah satu rumah di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumut, diduga menjadi tempat penjagalan kucing.

Terungkapnya dugaan penjagalan kucing ini berawal dari postingan akun Instagram @soniarizkikarai yang mengaku kehilangan kucing kesayangannya jenis kucing Persia diberi nama Tayo.

Dia mengaku, setelah mencari kucingnya yang hilang selama dua hari, akhirnya melihat kucing dimasukkan ke goni oleh seseorang yang disebut sering memgambil kucing untuk dibunuh lalu dijual dagingnya dengan harga Rp 70 ribu per Kg.

Banyak yang bilang emang yakin itu kepala tayo? Saya berharap bukan, karena susah mengenali mayat kucing di situ

Dia kemudian memberanikan diri untuk ke rumah pelaku. Setiba di lokasi bertemu dengan seorang wanita bernama Bu Wulan.

Bersama perempuan ini, pemilik akun @soniarizkikarai menemukan sebuah goni dan saat dibuka mereka melihat banyak kepala kucing, termasuk menemukan kucing hamil.

Baca juga:

"Dan setelah itu saya lemas ga bisa sambil nangis. Lalu buk wulan bilang, nia ini ada kepala tayo. Saya pun tak sanggup lagi berdiri dan menangis sejadi-jadinya," tulis pemilik akun yang disapa Nia.

Tak lama kemudian seorang pria datang dan lalu marah-marah. Memaki mereka berdua, bahkan nyaris adu tangan dengan Bu Wulan.

"Saya udah lapor ke sana kemari, tapi ga ada hasil. Bahkan saya udah bawak kepala kucing saya sebagai bukti ke polsek. Dan ini saya post sama daging-daging beserta kepala kucing tapi gatau kenapa gabisa terpost. Capek we (emoticon menangis)," tulis Nia.

Di postingan berikutnya, @soniarizkikarai menulis, "Banyak yang bilang emang yakin itu kepala tayo? Saya berharap bukan, karena susah mengenali mayat kucing di situ. Mereka dipukul dulu biasa sampek mati dan sering juga dibakar yang bilang ini tetangga di sini. Saya juga kurang tau karena baru pindah beberapa bulan ke sini.

Terus kenapa yakin itu tayo? Kepala kucing biasa sama kucing Persia biasa beda, apalagi tayo bigbone yang badannya besar, dan diantara kepala kepala disitu tadi semua kecil kecil kecuali satu, dan kemungkinan besar itu tayo".

Di lokasi dalam foto yang diunggah @soniarizkikarai, masih terlihat tumpukan kayu dan papan di atas parit. Begitu juga dengan karung lusuh yang diduga bekas darah.

Sementara di lantai, terlihat potongan kayu balok berbentuk bulat yang juga terlihat cairan diduga darah, warnanya merah kehitaman.

Seorang perempuan dan pemuda duduk di kursi dekat pintu rumah, persis seperti yang terlihat pada unggahan yang viral tersebut. []

Berita terkait
Polrestabes Medan Musnahkan Ribuan Knalpot Blong
Sedikitnya 3.016 unit knalpot blong dimusnahkan polisi dengan cara digilas pakai alat berat di Medan.
Musa Rajekshah Sebut Monumen UISU Medan Bukan Tumpukan Semen
Wagubsu Musa Rajekshah meresmikan sekaligus menandatangani prasasti monumen Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.
Video Maling Motor di Medan Menyebar ke Medsos, Polisi Buru Pelaku
Aksi pencurian satu unit motor di Kota Medan, Sumut, terekam CCTV dan menyebar ke media sosial.