Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan editor Metro TV Yodi Prabowo memakai narkoba sebelum melakukan aksi bunuh diri.
"Hasil pemeriksaan korban positif amfetamin," ujar Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Juli 2020.
Polisi menyebut Yodi melakukan bunuh diri dengan menikam dadanya sendiri dan menggorok lehernya.
Amfetamin merupakan zat narkotika yang ditemukan di ekstasi. Polisi belum mengetahui durasi Yodi telah mengonsumsi pil tersebut.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan polisi tidak menemukan ada yang mencurigakan dari transaksi rekening, percakapan WhatsApp hingga aktivitas Yodi Prabowo sebelum tewas.
"Tidak ada yang mencurigakan, tidak ada ancaman, atau yang lain di WhatsApp Yodi," ujar Kombes Tubagus.
Sebelumnya, kepolisian telah melakukan penyelidikan kasus pembunuhan editor Metro TV itu sejak dua pekan yang lalu.
Sejumlah upaya seperti mengecek CCTV, mengecek sidik jari dan DNA di Puslabfor Mabes Polri, mengerahkan anjing pelacak ke lokasi kejadian, hingga memeriksa 34 saksi dilakukan polisi.
Dari hasil pemeriksaan itu, polisi menyimpulkan Yodi positif bunuh diri dengan menikam dadanya sebanyak empat kali dan leher sebanyak dua kali. Pengaruh amfetamin diduga kuat membuat Yodi berani menusuk dirinya sendiri.
Jasad Yodi pertama kali ditemukan anak-anak yang sedang bermain layangan di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Juli 2020.[]
