Dunia Usaha Sulit Cari Kredit, DPR Sorot Kinerja OJK

DPR RI mempertanyakan kinerja OJK, sebab Penurunan suku bunga acuan BI dinilai belum berdampak langsung terhadap sektor riil.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi. (Foto:Tagar/DPR.go.id)

Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi, mempertanyakan kinerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebab Penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dinilai belum berdampak langsung terhadap sektor riil. 

“Ini kok belum berpengaruh di bawah, di sektor riil. Apa ada yang salah atau memang situasinya belum memungkinkan,” tutur Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi dalam seminar daring berjudul “Harmonisasi Kebijakan Fiskal dan Moneter” di Jakarta, Rabu, 24 Februari 2021. 

Mengapa suku bunga sudah diturunkan tetapi sektor riil masih mengatakan sulit mencari kredit. Bank-bank mengatakan likuiditas menumpuk tidak ada permintaan dimana missing link-nya.

Selain itu, Fathan juga menyoroti kinerja OJK lantaran BI sudah menurunkan suku bunga acuan namun dunia usaha belum merasakan dampak kebijakan tersebut. Menurutnya, Saat dunia usaha belum pulih maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan tertahan.

“Mengapa suku bunga sudah diturunkan tetapi sektor riil masih mengatakan sulit mencari kredit. Bank-bank mengatakan likuiditas menumpuk tidak ada permintaan dimana missing link-nya,” ungkap Fathan. 

Sebelumnya, BI diketahui telah menurunkan suku bunga menjadi 3,5% dan Idealnya dampak penurunan suku bunga acuan akan bisa dirasakan langsung oleh dunia usaha.

Melihat hal ini, Fathan menegaskan bahwa OJK harus melakukan terobosan agar bisa ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sinergi dari pemerintah dan otoritas terkait sangat dibutuhkan agar bisa mengatasi dampak dari pandemi Covid-19. 

“Kami katakan kepada OJK, bahwa harus ada satu langkah besar, ada satu terobosan yang diharapkan sampai Mei, Juni menjadi kurva yang naik,” tegas Fathan. 

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Haryo Kuncoro menilai, terjadinya missing link kebijakan akibat kebijakan yang dibuat masih bersifat pre conditioning. Setiap otoritas menurutnya, mempunyai independensi masing-masing. 

Sehingga ada kendala seperti kebijakan BI yang tidak bisa langsung turun ke sektor riil. Demikian juga ada independensi BI yang tidak bisa dimasuki otoritas fiskal. 

“Kalau ada burden sharing apakah diimbangi power sharing, butuh waktu untuk menyelesaikan missing link ini,” sebutnya. []

Berita terkait
Bank Indonesia: Perbankan Coba Keruk Untung Lebih Saat Pandemi
Bank Indonesia menyebut perbankan cenderung enggan menurunkan suku kredit bank kepada para nasabahnya. Berikut pernyataan selengkapnya
Bank Indonesia Suntik Likuiditas ke Perbankan Rp 738,7 T
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya telah menginjeksi likuiditas sebesar Rp738,7 triliun kepada perbankan.
Bank Indonesia Luncurkan Aplikasi Chat LISA
Bank Indonesia melakukan terobosan baru, dengan meluncurkan aplikasi Chatbot LISA (Layanan Informasi Bank Indonesia).
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.