Dukung UMKM Kuliner, Kemenparekraf Hadirkan FoodStartup Indonesia

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan "FoodStartup Indonesia (FSI) 2022". Simak ulasannya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Foto: Tagar/Kemenparekraf)

Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan "FoodStartup Indonesia (FSI) 2022" yang merupakan program pengembangan usaha sektor kuliner, khususnya bagi pelaku UMKM agar dapat meningkatkan kapasitas serta memperluas akses pembiayaan.

FSI 2022 akan menghubungkan pengusaha rintisan (startup) di bidang kuliner dengan ekosistem yang terintegrasi. Ekosistem ini merujuk pada suatu jaringan ekonomi kreatif kuliner, yakni pemerintah, mentor bisnis, permodalan, supplier, investor, hingga pemasaran. Sehingga diharapkan dapat mendukung kebangkitan ekonomi dengan semakin terbukanya lapangan kerja.


Ini yang harus kita perhatikan, sehingga sangat tepat dan saya sangat senang bahwa tahun ini FSI mengusung tema profit, people, dan planet.


Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, dalam peluncuran “FoodStartup Indonesia 2022”, mengungkapkan, FSI 2022 mengusung tema "Planet, People, Profit" yang merupakan tiga hal penting yang harus diperhatikan khususnya dalam mendukung hadirnya tujuan pembangunan berkelanjutan. FSI 2022 mencari bisnis kuliner yang menginspirasi dan berkembang dengan orientasi keseimbangan antara keberlanjutan, dampak sosial, dan profitabilitas.

"Kita perlu concern dengan tiga hal ini yang sering dikatakan sebagai triple bottom line. Profit, startup sebagai sebuah entitas bisnis mau tidak mau salah satunya harus memperhatikan aspek profit untuk dapat memiliki keberlanjutan dari sisi ekonomi," kata Fadjar Hutomo dalam peluncuran FSI 2022 yang dilakukan secara hybrid di JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang, Banten.

Kuliner sebagai salah satu dari tiga subsektor terbesar di ekonomi kreatif merupakan sektor yang inklusif. Artinya sektor kuliner terbuka bagi siapa saja yang memang ingin atau berminat masuk ke dalam industri atau bisnis kuliner. Kendati demikian, meski mudah, usaha kuliner juga memiliki potensi barrier yang luar biasa.

"Anda harus kreatif, inovatif, setiap saat harus memperhatikan siklus bisnis dengan baik. Di sini hubungan antara profit dan people itu harus kuat," kata Fadjar.

Sementara dari sisi people dan planet, pelaku usaha harus dapat selalu memperhatikan soal cultural. Atau dengan kata lain local wisdom dan local resources. Bisnis kuliner harus tetap dapat menjaga keberlangsungan lingkungan.

Begitu juga hubungan antara profit dan planet. Pelaku usaha kuliner dalam berproduksi harus dapat memperhatikan responsible production atau sustainable production.

"Ini ada tugas, ada beban, ada tanggung jawab moral kita semua sebagai penggerak ekonomi kreatif kuliner di Indonesia untuk juga concern. Ini yang harus kita perhatikan, sehingga sangat tepat dan saya sangat senang bahwa tahun ini FSI mengusung tema profit, people, dan planet," ujar Fadjar. []

Berita terkait
Kementan, Kemenparekraf dan Hotel Accor Grup Sinergi Gairahkan UMKM Pangan Lokal
Industri pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan mampu melakukan transformasi termasuk mengembangkan UMKM pangan lokal.
Kemenparekraf-InJourney Berkolaborasi Pulihkan Pariwisata Nasional
Sinergi ini akan menggunakan setiap kesempatan strategis dalam upaya pemulihan pariwisata di Indonesia.
Kemenparekraf Dorong Wisatawan Nusantara Berwisata di Indonesia Saja
Terdapat dana 11 miliar dollar AS per tahun yang dibelanjakan wisatawan Indonesia ketika berwisata ke luar negeri.
0
Mensos Risma Berbagi Tips untuk Meningkatkan Usaha Mikro Bisa Melejit dengan Keuntungan Miliaran
Menteri Sosial Tri Rismaharini berbagi kiat usaha kepada ibu-ibu penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Simak ulasannya.