Jakarta - Anis Matta dan Fahri Hamzah membentuk Partai Gelora Indonesia, mereka berdua adalah mantan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun keluarnya mereka tak akan mempengaruhi suara PKS.
Baru dalam sejarah, bagi partai yg selama ini mengklaim partai kader.
"Enggak pengaruh apa-apa ke PKS karena PKS tetap solid mendukung Sohibul Iman. Buktinya, perolehan suara PKS di Pemilihan Legislatif naik signifikan," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 8 November 2019, seperti diberitakan Antara.
Menurut Adi, ini pertama kalinya mantan pentolan PKS membuat partai baru karena dorongan konflik internal.
"Baru dalam sejarah, bagi partai yg selama ini mengklaim partai kader," ujar dia.
Pembentukan Partai Gelora, kata Adi, menjadi perjudian luar biasa untuk tetap eksis di tengah persaingan partai politik yang luar biasa.
Jika berbicara soal peluang, lanjutnya, tentu partai gelora berpeluang berkembang karena di Indonesia, sangat rendah pemilih berasal dari pendukung fanatik partai politik (parpol) tertentu.
"Angka (pemilih fanatik) di kisaran 30 persen. Itu artinya, ada 70 persen pemilih yang tidak berafiliasi dengan parpol tertentu. Itu ceruk pemilih yang mesti direbut (Partai) Gelora (Indonesia)," kata Adi.
Sebagai pendatang baru, kata Adi, wajar jika Partai Gelora Indonesia memperluas jangkauan dengan merekrut 'wajah-wajah' lama di dunia perpolitikan.
Sebagai partai baru, Partai Gelora Indonesia harus memperbanyak mencari tokoh populer berpengaruh yang memiliki basis massa luas.
"Mereka akan merekrut tokoh yang memiliki basis massa yang kuat dan basis massa yang luas," ujar Adi. []