Dua Nama di Luar Koalisi Perubahan Ini Jadi Kandidat Kuat Pendamping Anies Baswedan untuk 2024

Sejauh ini Anies Baswedan Koalisi Perubahan yang diisi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS masih belum menetapkan calon wakil presiden.
Anies Baswedan. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jakarta - Sejauh ini Anies Baswedan 'Koalisi Perubahan' yang diisi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS masih belum menetapkan calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies pada Pemilu 2024 mendatang.

Namun, belum lama NasDem dan PKS menyampaikan tidak masalah jika cawapres Anies bukanlah kader parpol mereka. Dua nama di luar koalisi ini menjadi kandidat kuat pendamping Anies Baswedan untuk 2024.

1. Khofifah Indar Parawansa

Salah satu tokoh yang mencuat yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Usulan itu datang dari NasDem.

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi saat itu berbicara bahwa semua usulan cawapres untuk Anies akan ditampung untuk kemudian dipilih yang terbaik. Dia kala itu mempersilakan PKS dan Demokrat juga mengusulkan.

"Nggak apa-apa (Demokrat dorong AHY, PKS Aher), semua usulan kan harus ditampung dibicarakan bersama dan ujungnya siapapun harus diterima asal memang cawapresnya itu bisa mendongkrak suara," kata Gus Choi kepada wartawan, Kamis, 12 Februari 2023 lalu.

Gus Choi pun saat itu menilai bahwa muncul pertimbangan pendamping Anies dari kalangan NU. Dia menyebut salah satunya Khofifah Indar Parawansa.

"Belum. Tapi, nama-nama yang mungkin pantas untuk dipertimbangkan untuk jadi Cawapres Anies dari kalangan NU, misalnya ada Khofifah, ada Saifullah Yusuf Sekjen PBNU, ada Yenny Wahid, ada Gus Yasin. Gus Yasin itu Wakil Gubernur Jawa Tengah," ujarnya.

Gus Choi menjelaskan jika nama-nama tersebut merupakan pertimbangan pribadi. Meski begitu, ia tak menampik jika ada dari daftar itu yang diperbincangkan di internal NasDem.

"Kalau obrolan-obrolan di pengurus NasDem ya, level-level bawah, level menengah, sampai level atas ya. Intinya antara lain ya dari lingkungan NU," imbuhnya.

2. Sandiaga Uno

Usulan nama Sandiaga Uno berawal dari survei Voxpol Center Research and Consulting. Founder sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago, mengulas hasil survei yang terakhir dirilis Voxpol dengan Anies Baswedan mendapat elektabilitas tertinggi di segmen capres dan Sandiaga tertinggi di sektor cawapres. 

Pangi kemudian mengulas kepemimpinan Anies dan Sandi di Jakarta. Anies dan Sandi tidak berpasangan sampai 5 tahun karena nama terakhir memutuskan maju Pilpres 2019.

"Temuan terbaru survei Voxpol Center Research and Consulting yang dilakukan pada November 2022 menunjukkan potensi yang sangat besar bagi pasangan Anies-Sandi untuk dipasangkan sebagai calon presiden dan wakil presiden," kata Pangi dalam keterangannya, Rabu, 22 Februari 2023. 

Dalam survei yang dimaksud, elektabilitas Anies mencapai 23,6% dan Sandiaga 22,5%. Voxpol juga melakukan simulasi Pilpres 2024 tiga pasangan dengan duet Anies-Sandi mendapat 33,8%, Ganjar Pranowo-Erick Thohir 30,7% dan Prabowo-Khofifah 25,9%.

Data ini menunjukkan pasangan ini sangat potensial dan berpeluang besar mengulang sukses di Jakarta untuk dibawa ke arena yang lebih luas sebagai kandidat calon presiden dan wakil presidem. Itu artinya Anies-Sandi akan naik kelas bukan hanya untuk Jakarta tapi untuk Indonesia," ujar Pangi.

Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal berbicara soal duet Anies-Sandi untuk 2024. Saat itu, Iqbal menegaskan PKS terbuka mengusung siapa saja.

"Saya kira Mas Sandi ini adalah orang yang sangat dekat dengan PKS, karena pernah diusung dan ini adalah pasangan yang pernah menang, artinya kami menyambut baik survei Mas Sandi yang tinggi," kata Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Februari 2023. 

"Dan memang saat ini kita belum menentukan cawapres. Artinya Sandi masih berpeluang untuk bisa diusung PKS dengan siapa saja berpeluang, termasuk Sandi, apalagi punya survei yang tinggi dan pernah menang bersama Anies," lanjutnya. 

Iqbal juga menyoroti rekam jejak Sandiaga di dunia usaha. Menurutnya, Sandiaga dapat menjadi representasi dari pemikiran kelompok milenial.

"Kita kan sekarang menghadapi gejolak ekonomi dunia, kita memerlukan orang-orang yang kuat di dunia usaha, kuat di networking global, dan saya kira Mas Sandi ini profil yang bisa mengisi kekosongan-kekosongan enterpreneur, anak muda, juga bisa mewakili-representasi dari pemikiran milenial-milenial kita," katanya.

Namun, Iqbal menekankan saat ini PKS tergabung dalam Koalisi Perubahan yang hendak dibentuk bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat. Iqbal mengatakan partainya menyerahkan keputusan penetapan cawapres kepada partai-partai di koalisi dan Anies selaku capres usungan.

"Saya kira dalam politik itu sangat dinamis, walaupun kita sudah memutuskan bahwa Pak Anies yang nanti juga akan memutuskan (cawapres) dan tentu ada persetujuan dari partai pengusung, saya kira bukan tidak mungkin Mas Sandi satu hari akan bersanding lagi dengan Pak Anies," ujarnya. []

Berita terkait
Tak Masalah Elektabilitas Anies Merosot, NasDem: Jadi Pelecut
Dalam survei Litbang Kompas baru-baru ini elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan sebagai calon presiden Pemilu 2024.
Pengamat: Sebaiknya Kader Nasdem Mundur Dari Kabinet Sebelum Dicopot Jokowi
Hal ini diungkapkan Direktrur Rumah Politik, Fernando Emas, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 6 Januari 2023.
NasDem Buka Peluang Andika Perkasa Gabung ke Partainya
Partai NasDem membuka peluang bagi mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk bergabung dengan partai besutan Surya Paloh.
0
Dua Nama di Luar Koalisi Perubahan Ini Jadi Kandidat Kuat Pendamping Anies Baswedan untuk 2024
Sejauh ini Anies Baswedan Koalisi Perubahan yang diisi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS masih belum menetapkan calon wakil presiden.