Dua Hari Bersama Debur Ombak di Pulau Untung Jawa

Perjalanan menikmati keindahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, dan diskusi bersama Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam-PB HMI.
Pantai Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. (Foto: Tagar/Moh. Ainul Yaqin)

Kepulauan Seribu - Deburan ombak sangat kuat mengombang-ambing kapal penyeberangan dari Pelabuhan Tanjung Pasir ke Pulau Untung Jawa. Detak jantung terpacu sangat kuat ketika laju kapal meliuk-liuk di atas laut yang tiada ujung.

"Silakan turun, sudah sampai," kata awak kapal yang sudah menyiapkan tangga untuk menyeberang.

Hari itu, Sabtu, 20 Juli 2019, Tagar berkesempatan melakukan perjalanan ke Pulau Untung Jawa bersama kawan-kawan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI). Perjalanan Sabtu Minggu itu untuk berdiskusi tentang pendidikan. Tidak hanya duduk, diam, dan mendengar. Debur ombak di Pulau Untung Jawa memberikan banyak kesan mendalam.  

Membutuhkan waktu hingga 40 jam untuk kapal berlabuh di pelabuhan Untung Jawa dari pelabuhan Tanjung Pasir Tangerang, Banten. Hingga akhirnya benar-benar sampai di Pulau Untung Jawa.

Sesuai informasi yang didapat pulau ini memiliki luas 1,03 km persegi. Bisa dikatakan cukup kecil. Itulah sebabnya di pulau ini hanya terdapat satu kelurahan, yakni Kelurahan Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Jakarta Utara. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.

Sebelumnya pulau ini bernama Amiterdam, nama yang diberikan ketika kolonial Belanda menguasai Indonesia. Amiterdam kini diabadikan menjadi nama ruang publik terpadu ramah anak yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2015.

"Penduduknya sekitar 2.200. Cukup banyak tapi tidak semua di sini, karena banyak juga yang merantau," kata Saeman, seorang penjual kopi di sekitar Pelabuhan Untung Jawa.

Untung Jawa memang menarik dikunjungi untuk berlibur akhir pekan, lokasinya yang tidak terlalu jauh dan udaranya setidaknya tidak seperti Jakarta yang dalam data terkini memuncaki peringkat keempat untuk kategori kota dengan pencemaran polusi tertinggi di dunia.

Di sepanjang jalan dari pelabuhan menuju pantai berjejer rumah yang menyediakan penginapan bagi wisatawan, tanda kalau pulau ini menjadi salah satu rujukan wisatawan dalam berlibur.

Dijemput Rokib

Di pelabuhan sudah ada kawan bernama Rokib yang siap menjemput. Rokib yang kebetulan rumahnya di Pulau Untung Jawa ini menjadi tuan rumah kegiatan.

"Langsung ke rumah ya," kata Rokib sembari menaiki motor.

Rokib memacu motor menuju rumahnya yang terletak tidak jauh dari pelabuhan. Sekitar 500 meter dengan jalan berliku-liku memasuki gang-gang.

Sesampai di rumahnya, langsung disambut oleh jejeran makanan khas pesisir di meja yang terbuat dari anyaman bambu yang diletakkan di samping rumah, di bawah pohon mangga rindang. Sejuk sekali.

HMILapenmi-PB HMI dan karang taruna Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara saat dialog pendidikan. (Foto: Tagar/Moh. Ainul Yaqin)

Di sekelilingnya sudah dipenuhi sejumlah pemuda yang gelagatnya siap menyerbu sajian makan siang. Tampak, ikan bakar masih mengepul bertumpuk-tumpuk mengelilingi nasi sebakul besar. Arang bekas pembakaran masih terlihat jelas mengeluarkan asap di pojok belakang rumah.

"Ini piringnya, makan yang banyak. Ini spesial tamu dari jauh," sambut ayah Rokib sambil terkekeh-kekeh menyodorkan piring.

Rokib mengatakan ikan yang dibakar adalah hasil tangkapan tetangganya yang dibeli pagi hari.

Berlarian Menikmati Sunset

Usai menikmati jamuan makan, Direktur Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (Lapenmi)-PB HMI, Muhammad Ikhsan memberikan waktu beberapa jam untuk istirahat dan membersihkan diri sebelum mengikuti kegiatan dibuka.

Lapenmi-PB HMI, salah satu lembaga semi otonom dari organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam akan menggelar dialog interaktif mingguan di Pulau Untung Jawa. Dialog interaktif bertajuk 'Weekend Ceria' kali ini digelar bersama karang taruna Kelurahan Untung Jawa.

'Weekend Ceria' memiliki arti diskusi yang dilangsungkan setiap akhir pekan, dan Ceria kepanjangan dari Cerdaskan Indonesia. Sehingga maksud diskusi ini membahas isu-isu kontemporer terkait dunia pendidikan Indonesia.

Terlihat, peserta berduyun-duyun mendatangi ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Amiterdam, tempat digelarnya dialog. RPTRA ini diresmikan pada 2015 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama. Terletak persis di sebelah kiri pelabuhan yang   menghadap langsung ke bibir pantai. Cukup menarik dan sejuk untuk diskusi.

Menurut Ikhsan, diskusi kali ini dikonsep berbeda dari biasanya. Biasanya hanya dilakukan di sekretariat atau taman sekitar Jakarta. Namun, kali ini ingin mencari suasana baru yang lebih sejuk dan menyatu dengan alam.

"Karena pendidikan ini dinamis maka kami mencoba melihat dari semua sisi sehingga pendidikan saat ini tidak melulu berangkat pagi pulang sore di dalam ruangan berbangku. tetapi bisa lebih dari itu bagaimana pendidikan itu bisa juga dilakukan di luar ruang kelas," katanya.

Usai diskusi, Tagar berkeliling sebelum kembali ke tempat istirahat. Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Kapal nelayan terparkir menghiasi pantai. Tidak hanya di pantai, di laut lepaspun banyak terdapat kapal nelayan pencari ikan. Terlihat kecil-kecil nun jauh.

Wisatawan berlari-larian menikmati sunset yang mulai menampakkan keindahannya. Tidak jarang penikmat senja ini bergantian berpose untuk mengabadikan momen berharganya. Mega matahari perlahan-lahan tenggelam, segera Tagar kembali ke tempat peristirahatan.

Menu Ikan Bandeng

Hal yang sama terjadi, suguhan makan yang mestinya dinikmati siang hari baru bisa disantap sore. Menu kali ini adalah ikan bandeng yang digoreng dengan bumbu khas Untung Jawa ditambah kemangi beberapa dan sambal mangga. 

"Setelah makan, langsung istirahat, besok kita lanjut diskusi dan snorkeling," kata Rokib.

Keesokan harinya, di depan rumah, yang kebetulan terhampar lapangan voly sudah terlihat para pemuda, pemudi dan Ibu-ibu asyik berlenggak lenggok bersenam mengikuti iringan musik yang diputar menggunakan sound system berukuran kecil itu.

Seolah tidak mau ketinggalan, segera kami ikut nimbrung mengikuti gerakan yang diperagakan Ririn, anggota HMI dari Jakarta. Dengan lincah Ririn menggerakkan tubuhnya dengan diiringi teriakan hitungan untuk menandakan perubahan gerakan.

"Satu... dua... tiga... empat," teriak Ririn.

Senam yang hanya sebagai pemanasan itu diselesaikan dan segera berlarian menuju pantai untuk melihat matahari yang mulai terbit dari ufuk timur. Pasir putih yang membentang seakan sebagai pelepas dahaga kepenatan hiruk pikuknya ibukota.

Untung JawaPantai Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. (Foto: Tagar/Moh. Ainul Yaqin)

Pasir Putih dan Koral

Ketika wisatawan menginjakkan kakinya di pulau cantik ini, pemandangan pantai yang bersih dengan pasir putih dan sedikit koral sungguh cantik dipandang mata. Berbagai aktivitas seru bisa dicoba di pulau ini. 

Selain menikmati panorama pantai dan bermain pasir, wisatawan juga dapat mencoba snorkeling, diving, banana boat, jetski, menelusuri hutan bakau, hingga mengelilingi pulau menggunakan kapal.

Untuk banana boat wisatawan harus membayar Rp 30 ribu per orang, sementara untuk donat boat sebesar Rp 35 ribu per orang. Menikmati keindahan bawah air di Pulau Untung Jawa bisa menyewa peralatan snorkeling sebesar Rp 50 ribu per orang. 

Ada lagi wisata bunga Sakura yang ketika mekar benar-benar indah untuk dilihat, pohon pengantin, dan yang tak boleh ketinggalan adalah wisata kuliner seafood. Menyusuri hutan mangrove menjadi pengalaman lain yang sangat berharga sebagai salah satu bentuk wisata edukasi.

"Setelah ini, saya akan sering-sering mengunjungi pulau ini. Ini menyenangkan dan hemat budget," kata Sandra, seorang wisatawan asal Jakarta.

Hingga akhirnya waktu bakar ikan untuk lauk sarapan dimulai. Ikan jenis kembung dengan ukuran sedang yang akan dijadikan ikan bakar dengan bumbu pilihan untuk menemani sarapan. 

Pukul 9 pagi sudah mulai berkumpul untuk melanjutkan diskusi sesi kedua dan selanjutnya pulang.

Setelah berkemas, kami berjalan menuju pelabuhan. Tak berselang lama, kapal Sabuk Nusantara 66 datang dari kejauhan menuju arah pelabuhan hingga menepi dan mengangkut puluhan manusia menuju Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. []

Tulisan feature lain:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina