Dua Faktor Ini Bakal Menjadi Pemicu Penguatan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatan dalam perdagangan Kamis, 9 Juli 2020.
BEI melakukan pembekuan sementara perdagangan (\\'trading halt\\') pada sistem perdagangan di bursa efek pada Kamis (12/3) pukul 15.33 WIB karena dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,01 persen. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatan dalam perdagangan Kamis, 9 Juli 2020. Menurut Edwin Sebayang, analis  dari MNC Sekuritas, faktor internal dan eksternal berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG melanjutkan kenaikkannya, di tengah pencapaian kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin tinggi. 

Indeks Dow Jones Industrial Everage (DJIA) dalam perdagangan Rabu, menguat 0,68%. Penguatan itu didorong saham berbasis teknologi seperti: Apple yang naik 2,3%, Microsoft 2,2%, Netflix 2%  dan  Amazon 2,7%. "Jika dikombinasikan dengan kenaikan EIDO (Indeks  iShares MSCI Indonesia) sebesar 2.33%, maka berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG melanjutkan kenaikannya dalam perdagangan Kamis ini," ucap Edwin, dalam analisanya. 

Baca Juga: Hari Ini IHSG Tembus Level Psikologis 5.076,17 Poin

Menurutnya,  sentimen positif datang dari naiknya harga beberapa komoditas seperti minyak  sebesar1,06%, emas 0,57%, nikel 0,62%, dan timah sebesar 0,62% sehingga berpotensi menjadi pendorong naik saham-saham dibawah komoditas tersebut.

Secara valuasi banyak saham sangat menarik untuk dibeli,  ditambah potensi penguatan indeks saham. Untuk itu, ia merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan aksi beli atau buy atau swing trade (stragi untuk meraih keuntungan), maka dapat fokus atas saham dari sektor perbankan, logam, emas, konstruksip Properti, CPO dan telekomunikasi dalam perdagangan Kamis ini.

MNC Sekuritas merekomendasikan empat saham berikut ini

1. PT Merdeka Copper Gold atau MDKA

MDKA break resistance dan menguat signifikan sebesar 5,5% disertai tekanan beli yang besar. Pergerakan MDKA saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C dari wave (Y). Hal tersebut berarti MDKA masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya.

Sebagai bahan informasi, wave atau gelombang yang dimaksud adalah bagian dari Teori Gelombang Elliot yang kerap digunakan dalam analisis teknikal. Dalam teori ini, pergerakan pasar mengikuti siklus psikologi berdasarkan sentimen pasar, bergantian membentuk pola bearish atau tren indeks saham turun dan bulish atau tren naik.  

MNC merekomendasikan saham MDKA buy on weakness (beli saham di harga bawah dan jual saham di harga resistance puncak) dikisaran 1.410-1.450. Untuk target price direntang 1.515-1.550 dan stoploss dibawah 1.350.


2. PT Pakuwon Jati Tbk atau PWON

Kemarin, 8 Juli 2020, saham PWON menguat 1,9% disertai dengan munculnya tekanan beli meskipun belum terlalu besar. Selama PWON tidak kembali terkoreksi di bawah 410, maka diperkirakan pergerakan PWON saat ini sudah berada di awal wave B dari wave (B). Hal ini berarti PWON berpotensi melanjutkan penguatannya.

MNC merekomendasikan saham PWON buy on breakout (membeli saat saham tersebut sudah breakout  atau menjebol resisten-resisten tertentu), pada harga 422. Untuk target price:dikisaran 444-470 dan stoploss dibawah 410.

3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI

Kemarin saham BBRI break resistance di harga 3.140 dan ditutup menguat 5,3% di level 3.190. Resistance terdekat BBRI berada di 3.200 dan selanjutnya pada level 3.360. Saat ini posisi BBRI diperkirakan berada di awal wave [iii] dari wave C, hal ini berarti BBRI berpeluang melanjutkan penguatannya.

MNC merekomendasikan saham BBRI buy on breakout  di harga 3.200. Untuk target price direntang 3.370-3.460 dan stoploss dibawah 3.030.

4. PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)

Saham TKIM kembali ditutup menguat dan pada perdagangan kemarin (8/7), TKIM ditutup 7,2% ke level 7.100. Saat ini posisi TKIM diperkirakan sudah berada di akhir wave (v) dari wave [iii], sehingga penguatan TKIM akan cenderung terbatas dan rentan untuk terkoreksi. Koreksi TKIM terdekat diperkirakan berada pada level 6.775 dan idealnya pada area 6.000.
MNC merekomendasikan saham TKIM sell on strength (menjual saham ketika harga bergerak naik cukup signifikan dalam waktu singkat, atau jika sebuah saham sudah rally panjang) direntang 7.150-7.500.

Sebelumnya, IHSG pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 8 Juli 2020 berhasil menembus level psikologis. IHSG menguat 1,78% atau 89,09 poin ke posisi 5.076,16. Selama perdagangan, indeks sempat menembus level terendah di 4.985,01 poin dan level tertinggi pada posisi 5.080,25.

Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,03% Meski Ada Aksi Beli Asing

Sebanyak 256 saham mengalami kenaikan harga, 193 mengalami penurunan harga serta 188 statis. Pada perdagangan Rabu, nilai transaksi mencapai Rp 9,26 triliun. Sementara volume perdagangan tercatat mencapai 8,71 miliar lembar saham dengan 683.847 kali transaksi.[]

Berita terkait
IHSG Hari Ini Berkecenderungan Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini diperkirakan masih akan cenderung menguat untuk menguji resistance 5.020.
IHSG Naik 0,3%, 4 Saham BUMN Ini Dilego Asing
Memasuki awal pekan perdagangan, Senin, 6 Juli 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,3% atau 15,07 poin di level 4.988,87.
Ada Aksi Beli Asing, Tapi IHSG Cuma Naik Tipis 0,14%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan pada penutupan Jumat, 3 Juli 2020, naik tipis 0,14% di posisi 4.973,79.