Semarang - Sejumlah driver online GoCar yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online (ADO) Semarang menggelar aksi protes di kantor Gojek Indonesia di Semarang. Aksi protes sebagai bentuk solidaritas terhadap 17 pemilik akun yang di-suspend perusahaan ini diwujudkan dalam bentuk mogok makan.
Sayang, perwakilan ADO yang tiba di kantor Gojek di Jalan Jenderal Soedirman harus gigit jari. Pagar kantor ditutup.
"Kantor tutup tapi insya Allah kami tetap gelar mogok makan di depan kantor. Rencananya kami pakai kain atau terpal," ujar Humas ADO, Astrid Jovanka saat dihubungi Tagar, Rabu, 23 September 2020.
Astrid menjelaskan aksi ini dipicu ketidakjelasan pihak PT Gojek Indonesia mengenai pengembalian akun pribadi dari 17 ojek online rekannya. Padahal mereka sudah kooperatif dengan melaporkan akun joki miliknya, dengan harapan akun pribadi bisa diaktifkan lagi.
Sistem seperti apa yang dibuat PT GI (Gojek Indonesia) sehingga kami tidak bisa mendapatkan jawaban kenapa akun pribadi kami tidak bisa aktif lagi.
Menurut dia, penggunaan akun joki sebenarnya juga bukan keinginan para driver. Kondisi dan sistem kerja yang ada membuat banyak drver akhirnya membeli akun lagi dengan nama lain atau akun joki.
"Di awal mulai Gojek masuk di Indonesia, khususnya di Jawa tengah ini, banyak sekali mereka berlomba-lomba untuk bisa bergabung menjadi mitra. Dengan keterbatasan pengetahuan akan aturan main yang jelas dan seiring waktu banyak sekali akun pribadi yang ter-suspend mengakibatkan mereka yang mengantungkan kebutuhan sehari hari menjadi driver online mau tidak mau membeli akun lagi dengan menggunakan nama lain," beber dia.
Penggunaan akun joki kemudian direspons Gojek Indonesia dengan sistem keamanan baru. Driver yang pakai akun joki tidak bisa login ke aplikasi Gojek dan otomatis kena kebijakan putus mitra.
Ketua DPC ADO Semarang Eko Adi menambahkan kebijakan keamanan dari Gojek ini sebenarnya mendapat respons positif dari para driver. Sebab mereka juga lebih senang jika menggunakan akun pribadi daripada menggunakan akun orang lain.
"Sebenarnya kami juga sangat mendukung kebijakan itu. Pernah sempat disampaikan sejumlah driver online beberapa waktu lalu saat marak penggunaan akun tuyul," ujar dia.
Bentuk dukungan kebijakan tersebut kemudian diwujudkan dengan melaporkan secara sukarela akun joki ke sistem yang ada. Harapannya, akun pribadi yang sebelumnya ter-suspend bisa diaktifkan kembali.
Namun hingga kini, sebanyak 17 driver online yang tergabung di ADO tidak mendapat kejelasan soal akun mereka yang tidak bisa dikembalikan. Padahal akun pribadi ini sangat membutuhkan untuk mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan keluarga dan cicilan lainnya. Paling tidak mendapatkan solusi tepat untuk mereka bisa terus bekerja.
Baca juga:
- Sikap Gojek atas Pembatasan Kegiatan di Semarang
- Cerita Ojol dan Customer Hantu Dewi di Yogyakarta
- DKI Jakarta PSBB Total, Ini Komentar Gojek dan Grab
Pihak ADO sendiri sudah berkunjung ke Gojek Indonesia Cabang Semarang untuk bisa berbicara secara langsung secara kekeluargaan dan persuasif. Tapi selalu mendapat jawaban klise, yaitu sistem.
"Sistem seperti apa yang dibuat PT GI (Gojek Indonesia) sehingga kami tidak bisa mendapatkan jawaban kenapa akun pribadi kami tidak bisa aktif lagi. Padahal kita tahu bahwa sebuah sistem terjadi tidak lepas dari kerja manusia yang membuatnya," ucapnya.
Aksi mogok makan akan berlangsung mulai hari Rabu ini, 23 September 2020, dan terus berlangsung hingga tuntutan dipenuhi. "Ini bukan sebuah ancaman tapi ini bentuk rasa iba kami bukan hanya untuk 17 akun rekan yang tergabung di ADO melainkan juga untuk akun-akun pribadi di luar sana," imbuh dia. []