Driver GoJek Semarang Demo, Ini Tuntutan Mereka

Ratusan Driver GoCar Semarang turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi pada pihak Gojek. Apa tuntutan yang disuarakannya?
Driver GoCar saat unjuk rasa di depan Kantor Gojek Indonesia di kawasan Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 2 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Ratusan driver GoCar yang tergabung di Asosiasi Driver Online (ADO) Semarang, Jawa Tengah, turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi. Mereka mempertanyakan perubahan skema poin, bonus (insentif), dan penghapusan kebijakan asuransi dari yang dibebankan kepada driver setiap menarik penumpang pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek Indonesia yang dinilai memberatkan driver.

“Kami mitra tidak pernah diajak bicara. Perubahan skema merupakan tindakan sewenang-wenang. Skema baru sangat memberatkan, membunuh driver pelan-pelan," tutur Koordinator aksi Indrawan Wiratmo, di depan Kantor Gubernuran di Jalan Pahlawan, Jumat, 2 Agustus 2019.

Aksi demo diawali dengan orasi terbuka di depan Kantor Gubernuran di Jalan Pahlawan. Di sana, perwakilan driver diberikan penjelasan oleh jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah bahwa tarif transportasi online harus mengacu pada peraturan yang ada.

"Tarif transportasi online harus mengacu pada peraturan yang ada, yakni 30 persen dari tarif konvensional. Misal tarif konvensional Rp 35 ribu, jadi yang kita dapat harusnya Rp 12 ribu, bukan yang berlaku saat ini hanya Rp 8 ribu. Di Go Ride motor saja dapatnya Rp 9 ribu," ucap Juru Bicara ADO Semarang, Astrid Jovanka.

Kami mitra tidak pernah diajak bicara. Perubahan skema merupakan tindakan sewenang-wenang.

Demo Memanas

Seusai bertemu Dishub, mereka bergerak ke kantor Gojek Indonesia di Jalan Jenderal Sudirman, Semarang Barat. Di tempat tersebut, suasana demo sempat memanas, karena driver yang berusaha masuk kantor dihadang barikade sekuriti dan petugas kepolisian.

Kontak fisik tak terhindarkan ketika seorang driver yang berhasil menerobos dari pintu belakang diamankan oleh petugas. Kawan-kawan dari ADO pun melakukan perlawanan dengan merangsek barikade dan melakukan aksi saling dorong.

Tapi tak lama, suasana mereda setelah driver dilepas kembali.

"Tolong kalian jangan anarkis, tetap di depan saja, perwakilan yang boleh masuk," kata polisi lewat pengeras suara.

Tuntutan Driver

Perwakilan driver melakukan pertemuan selama tiga jam dengan pihak Gojek untuk membicarakan tuntutan. Hasilnya, hanya satu poin yang disepakati yakni penentuan tarif bagi driver GoCar yang akan dibahas lebih lanjut di Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Selasa, 6 Agustus 2019.

Sementara, tuntutan lainnya, yaitu skema poin, dan bonus (insentif) belum bisa dipenuhi pihak Gojek.

"Untuk skema insentif mereka tidak menyanggupi dan tidak mungkin mengubah. Atau butuh waktu untuk mengubah," tutur Tian, perwakilan driver yang ikut pertemuan.

Menurut Tian, tuntutan terkait penghapusan kebijakan asuransi yang juga disuarakan belum bisa dipenuhi pihak Gojek. Padahal, klaim asuransi dinilai kurang efektif, hanya berlaku saat driver menerima order. Klaim asuransi juga tidak berlaku ketika akun di-suspend.

"Musibah siapa yang mau dan tahu. Kalau tiba-tiba musibah saat kita tidak narik maka klaim asuransi tidak bisa, terus buat apa kita membayar asuransi. Toh kita juga sudah punya asuransi masing-masing," ucapnya.

Jawaban Gojek

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa selaku pemegang hak aplikasi tranportasi daring Gojek Indonesia merespon aksi driver driver GoCar yang tergabung di Asosiasi Driver Online (ADO) Semarang, Jawa Tengah. Menurut Vice President Corporate Affair Gojek Indonesia Michael Say perubahan skema baru adalah bagian dari upaya pihaknya menjamin keberlangsungan pendapatan mitra secara jangka panjang.

"Tarif dasar menjadi pendapatan jangka panjang mitra. Disertai dengan upaya mendorong demand dengan beragam aktivitas ke pelanggan, menjaga kualitas layanan dengan pembekalan dan pelatihan mitra driver serta membantu peningkatan kesejahteraan serta kebutuhan mitra melalui Gojek Swadaya," kata dia.

Michael menjelaskan kenapa skema insentif baru diterapkan, karena mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No 118 Tahun 2018 tentang Angkutan sewa Khusus.

“Dapat kami sampaikan bahwa insentif adalah bonus tambahan demi menjaga kualitas layanan. Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek," ujarnya.

Pemberlakuan skema baru trip dan insentif yang mulai aktif pada pekan ini terdiri dari skema harian dan minggu. Skema harian menyebut 12, 16 dan 19 poin atau trip dengan bonus masing-masing Rp 85 ribu, Rp 30 ribu dan Rp 60 ribu.

Jadi, ketika driver memenuhi target trip hingga 19 poin maka driver mengantongi bonus total Rp 175 ribu. Berbeda dengan skema sebelumnya, jika driver mampu memenuhi seluruh poin, driver mendapat bonus Rp 250 ribu.

Sedangkan skema mingguan diatur 80, 100, 120 poin per minggu. Jika driver mampu menutup trip, driver hanya mendapat Rp 205 ribu, Rp 205 ribu, dan Rp 425.

Pada sistem baru, driver tidak diberi kesempatan untuk memilih atau menggunakan dua skema sekaligus. Sistem Gojek akan memilih secara acak driver yang masuk kategori skema harian atau mingguan. []

Baca juga:


Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu