DPR Minta Pemerintah Naikkan Lifting Minyak

Komisi VII DPR meminta pemerintahuntuk menaikkan pencapaian lifting minyak nasional.
Anggota Komisi VII DPR, Saadiah Uluputty menilai pemerintah seharusnya dapat mendorong agar harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri diturunkan, setelah mencermati anjloknya harga minyak mentah sejak Maret 2020. (Foto: Tagar|Dokumen Pribadi).

Jakarta - Komisi VII DPR hari ini , Selasa, 2 September 2020  membahas asumsi-asumsi energi dan subsidinya di RAPBN 2021 bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pembicaraan asumsi makro tahun 2021 dilaksanakan di ruang rapat Komisi VII DPR, Gedung Nusantara 1 Jakarta.

Anggota Komisi VII Fraksi PKS, Saadiah Uluputty mengatakan Dewan meminta agar pemerintah meng-upgrade (menaikkan) pencapaian lifting minyak nasional.

Realitas rendahnya pencapaian target lifting tahun sebelumnya tidak dapat dijadikan pembenaran.

Baca Juga: Cadangan Minyak Tinggal 7 Tahun, Ini Upaya Pertamina 

Menurutnya, lifting minyak minimal harus 705 ribu barel per hari. Produksi di Blok Cepu  dapat mencapai 235 ribu barel. "Pemerintah tinggal memastikan blok-blok yang lain dapat memberikan kontribusi yang signifikan sehingga target lifting tersebut dapat tercapai,” ucap Saadiah di Jakarta

Secara khusus, Komisi VII  berharap pemerintah serius menaikkan produksi minyak dalam negeri agar visi lifting minyak 1 juta barel pada tahun 2030 harus dimulai dari sekarang. Langkah-langkah konkrit perlu dijalankan. 

"Realitas rendahnya pencapaian target lifting tahun sebelumnya tidak dapat dijadikan pembenaran. Aktivitas eksplorasi harus gencar dilakukan untuk penemuan ladang baru”, tutur Saadiah.

Iklim investasi bidang energi detail menurutnya, harus  digairahkan oleh pemerintah dengan kebijakan insentif berupa kemudahan-kemudahan serta stimulus lainnya. “Jangan sampai visi 1 juta barel di tahun 2030 ini hanya menjadi mimpi hampa,” kata Saadiah mengingatkan.

Dalam kebijakan makro, pemerintah menetapkan proyeksi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) tahun 2021 pada kisaran 42-45 dolar per barel. Saadiah memandang jika proyeksi ICP perlu direvisi.

Ia menambahkan, jika prediksi dari Energi Information Administration (IEA) AS bahwa harga crude oil (CO) dunia sekitar US$ 50 per barel. “Hal ini dengan menimbang Covid-19 di tahun 2021 mulai mereda bersamaan dengan ditemukannya vaksin," ucapnya.

Dampak derivatifnya sinyalemen Saadiah, perekonomian dunia mulai bergerak dan membutuhkan energi lebih besar lagi untuk mendorong pergerakan ekonomi tersebut. Bahkan Goldman, seperti dikutip cnbc Indonesia.com, 1 September 2021, memperkirakan harga minyak Brent akan naik ke US$ 65 per  barel pada kwartal ketiga 2021 dan rata - rata US$ 59,40 untuk tahun ini. Harga CO dunia per hari ini yg sudah menyentuh antara US$ 42,94 - 45,68 per barel.

Simak Pula: Minyak Turun, Pertamina EP Fokus Produksi Nasional

“Idealnya proyeksi harga CPI untuk tahun 2021 di kisaran antara US$ 45 - 55. Dengan kurs rupiah terhadap US$ 1 adalah Rp 15.000”, kata anggota DPR itu. []

Berita terkait
Cadangan Minyak Tinggal 7 Tahun, Ini Upaya Pertamina
Cadangan minyak dipekirakan akan habis dalam tujuh tahun apabila pemerintah tidak melakukan langkah strategis guna mengamankan pasokan energi
Harga Minyak Merosot, Pertamina Diminta Turunkan BBM
Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menyarankan PT Pertamina menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seiring anjloknya minyak dunia.
1.500 Personel Bersihkan Tumpahan Minyak Pertamina
Sebanyak 1.500 personel diterjunkan Pertamina Hulu Energi Offshore North Java untuk membersihkan tumpahan minyak di Pantai Karawang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.