Doa Enam Pemuka Agama di Surabaya untuk Keutuhan NKRI

Enam pemuka agama di Surabaya doa bersama menjelang perayaan 17 Agustus.
Enam pemuka agama di Perumahan Royal Residence, Surabaya saat menggelar malam tirakatan menjelang peringatan HUT ke-74 RI, Jumat malam, 16 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Warga Perumahan Royal Residence Wiyung Surabaya bersatu memperingati HUT ke-74 Republik Indonesia  malam Tirakatan dan doa bersama enam pemuka agama, Jumat 16 Agustus 2019 malam.

Sebelumnya Perumahan Royal Recidence Surabaya mendadak jadi pembahasan setelah berdirinya enam rumah ibadah dalam satu area.

Ketua Forum Komunikasi antar Rumah Ibadah (FKRI) Royal Residence, Indra Prasetyo, mengatakan doa bersama enam pemuka agama sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan yang sudah diraih Indonesia selama 74 tahun.

"Kita undang enam tokoh agama untuk mendoakan negara kita. Kedua kebersamaan kita (warga) Royal Residence yang bersyukur dikasih enam rumah ibadah berjejer dan mohon bantuan doa supaya tetap rukun," ujarnya kepada sejumlah wartawan di depan GKI Royal Recidence, Jumat malam 16 Agustus 2019.

Kerukunan antar umat beragama di Royal Residence terjaga setelah hadirnya enam rumah ibadah dalam satu kawasan.

"Ini realita perbedaan, karena sumber masalah tapi juga menjadi sumber kebersamaan juga. Maka kita fokuskan untuk malam Tirakatan ini selain dari Feedback peringatan hari kemerdekaan tetapi juga ke depannya," sebut Indra.

Adapun enam pemuka agama yang hadir yakni Habib Muhammad Assegaf mewakili Agama Islam. Dari agama Hindu, diwakili Jro Mangku AKBP Pol. (Purn.) I Made Sukama SH. Agama Kristen diwakili Ev. Danny Nobert, dan Agama Katolik diwakili Romo RD. Alphonsus Boedi Prasetijo.

Hadir juga Js Anuraga Taniwidjaja dari Agama Konghucu dan Romo Sakyaputra mewakili Agama Buddha.

Sementara itu, pemuka agama Katolik Romo RD. Alphonsus Boedi Prasetijo mengapresiasi gelaran malam Tirakatan dan doa bersama enam pemuka agama untuk peringatan HUT ke-73 RI.

Baginya, kegiatan ini menjadikan Indonesia kaya meski banyak perbedaan tetapi tetap satu.

"Indonesia ini kaya, Bhinneka Tunggal Ika sudah ada sejak dahulu dan tetap harus dilestarikan. Kita dengar tadi semua doa pemuka agama, berdoa tentang Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan ini negara kesatuan yang harus dijaga dan temanya bagus menjaga NKRI," ujarnya.

Apalagi, kata Romo Alphonsus, acara juga digelar di kompleks enam rumah ibadah di Royal Residence.

Ini murni kegiatan agama, enam tokoh agama berdoa dengan tujuan yg sama. Untuk satu cita-cita NKRI dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika.

Terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, di beberapa wilayah Indonesia terjadi gesekan, mulai saling membeda-bedakan dan merasa dirinya paling benar.

"Dengan berbagai peristiwa itu, mari kita berdoa bersama-sama, berharap itu semua tidak terjadi di Kota Surabaya. Saya yakin dengan doa bersama, maka Tuhan mengabulkan permohonan kita," ujar Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Olehnya itu, Risma juga berpesan kepada seluruh masyarakat Surabaya, agar terus menggelorakan semangat gotong royong, serta persatuan dan kesatuan Indonesia. Menurutnya, perbedaan itu justru semakin memperkaya dan memperkuat bangsa Indonesia.

“Karena itu, jangan sampai Kota Pahlawan yang kita cintai ini dan merupakan simbol perjuangan bangsa tercerai-berai. Mari kita terus bergandengan tangan," pesannya.

Ia menyebut untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang lebih sejahtera, salah satunya adalah dengan menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila dan tidak melupakan sejarah.

Menurut dia, nilai-nilai luhur Pancasila ini telah diterapkan di Kota Surabaya, melalui semangat kerjasama serta perkuatan persatuan dan kesatuan diantara elemen masyarakat.

“Mari kita lanjutkan, kita teruskan Surabaya yang sudah damai, aman, dan nyaman untuk lebih baik dan untuk anak-anak kita kelak,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Risma berpesan kepada seluruh elemen masyarakat agar tidak berpuas diri. Sebab, tantangan ke depan akan jauh lebih berat. Salah satu caranya adalah dengan terus bergandengan tangan dan bergotong-royong.

“Untuk itu mari kita bersama-sama terus bekerja keras mewujudkan Kota Surabaya menjadi kota yang sejahtera bagi penghuninya,” pungkasnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Tiga Nama Pengurus PDIP Surabaya Berpeluang Duduki Ketua DPRD
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya memastikan akan mendapatkan jatah kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya
Tukang Bakso di Surabaya Tega Jual Istri
Seorang suami yang berprofesi sebagai tukang bakso di Surabaya tega menjual istri sendiri untuk layanan seks threesome.
Risma Larang Warga Surabaya Pakai Kantung Plastik
Masyarakat Surabaya, Jawa Timur sudah dilarang menggunakan kantung plastik sekali pakai sejak 13 Agustus 2019.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.