Djarot: Beri Kesempatan Bobby Nasution Majukan Medan

Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat menegaskan PDIP akan mengusung Bobby Nasution pada Pilkada Kota Medan.
Bobby Nasution dengan politikus senior di Sumatera Utara HT Milwan. (Foto: Facebook Bobby Nasution)

Pematangsiantar - Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat menegaskan PDIP akan mengusung Bobby Nasution pada Pilkada Kota Medan pada 9 Desember mendatang.

Hal itu disampaikan Djarot saat menjadi pembicara di acara penyerapan aspirasi masyarakat di Sekretariat DPC PDIP Kota Pematangsiantar pada Selasa, 21 Juli 2020.

"Di kota Medan ada Bobby Nasution, sosok muda di luar dari kepemimpinan masa lalu. Medan perlu pembangunan, karena tertinggal dengan kota besar lainya. Apalagi Medan kenak hattrick kasus korupsi ada Rahudman Harahap, Abdillah dan yang terakhir Dzulmi Eldin," kata Djarot.

Di hadapan para pengurus partai, Djarot mengatakan sosok menantu Presiden Jokowi tersebut memiliki peluang besar untuk maju pada Pilkada Medan di banding Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution.

"Kalau di Bandung, asri. Beda ini sama Medan, ruwet. Padahal kota indah, banyak bangunan bersejarah. Lalu di mana-mana macet, pedagang tak teratur, baliho di mana-mana, drainase mampet semua banjir. Makanya kalau yang muda dan fresh, pemimpin baru semua bagus," sebutnya.

Djarot menyakini PDIP tidak akan mengusung sosok yang beririsan dengan kasus hukum. Kata Djarot pengumuman resmi bakal calon oleh PDIP di Kota Medan dan sejumlah daerah lainnya akan dilakukan pada akhir Juli mendatang.

"Saat ini ada sejumlah nama. Namun kami masih godok. Mungkin akhir Juli akan diumumkan. Namun PDIP memberikan kesempatan pada anak muda, termasuk nama Bobby Afif Nasution untuk memajukan Medan. PDIP tidak akan mengusung person yang beririsan dengan hukum. Akhyar itu kan wakilnya Pak Dzulmi," katanya.

Pemerintahan Kolaboratif

Dalam Pilkada Kota Medan, diketahui Bobby Nasution salah satunya mengusung konsep pemerintahan kolaboratif. Prinsip kolaboratif ini sendiri akan melibatkan masyarakat luas dalam pengambilan sikap atau menetapkan suatu keputusan.

Kita harus mengubah ini dengan konsep collaborative government. Harus kita dukung

Faisal Riza, akademisi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara misalnya menyebut, konsep pemerintahan kolaboratif akan membuka selebar-lebarnya ruang untuk menampung aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam kerja-kerja pembangunan, yang tentu muaranya kepada kebaikan bersama.

"Collaborative government bersifat egaliter. Pemerintah akan banyak melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, yang memang dampaknya untuk masyarakat itu sendiri," katanya.

Menurutnya, pemerintahan model lama yang selama ini berlaku di daerah sebagai pola pemerintahan dengan corak tidak peka.

"Contoh paling nyata adalah perlakuan pemerintah daerah, termasuk Medan, terhadap rekomendasi-rekomendasi musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), kerap diabaikan. Sehingga, musrenbang itu sendiri akhirnya hanya lips service atau sekadar formalitas," katanya.

Padahal, katanya, musrenbang merupakan sebuah sistem perencanaan pembangunan dengan alur dari bawah ke atas, agar arah pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Faktanya di Kota Medan, sumber-sumber informasi di tingkat kelurahan menyebut rekomendasi pembangunan dari musrenbang tingkat kelurahan nyaris tidak pernah diimplementasikan pemerintah kota dengan alasan klasik, yakni keterbatasan dana.

"Kita harus mengubah ini dengan konsep collaborative government. Harus kita dukung," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Dadang Darmawan menambahkan, pemerintahan kolaboratif yang diusung oleh Bobby Nasution di Kota Medan sangat tepat diberlakukan.

"Sebab pembangunan dimanapun harusnya lahir dari kebutuhan masyarakat, kebutuhan dari banyak pihak. Bukan merupakan rancangan eksklusif pemerintah belaka, sebagaimana yang terjadi selama ini," katanya.

Dia memastikan pemerintahan kolaboratif akan menghasilkan pembangunan yang bisa dinikmati semua orang.

"Sulit rasanya membayangkan adanya perubahan, jika pemerintah tetap berpikir top down dan tertutup dari publik. Dari dulu sudah selalu didengungkan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pembangunan baik sejak perencanaan maupun pelaksanaannya," sebutnya.

Masalah Kota Medan yang sangat kompleks saat ini, tambah Dadang, pasti membutuhkan solusi dan kerja keras semua pihak. Dan dia pun berharap konsep pemerintahan kolaboratif ini bukanlah semata statement politik menjelang Pilkada Medan 2020, melainkan komitmen Bobby Nasution untuk mewujudkan kota yang sesuai impian warga Medan. []

Berita terkait
Haruskah Tak Kagum Jokowi Lagi Karena Gibran dan Bobby
Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, anak dan menantu Jokowi, mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Haruskah tidak lagi kagum kepada Jokowi?
Bobby Nasution Usung Konsep Pemerintahan Kolaboratif
Bobby Nasution yang diprediksi akan maju sebagai calon Wali Kota Medan dalam Pilkada 2020, datang dengan mengusung konsep pemerintahan kolaboratif.
Akhyar Nasution dan Bobby Nasution Tunggu Tiket PDIP
Dua sosok kandidat calon kepala daerah dari PDIP dalam Pilkada Kota Medan diprediksi Akhyar Nasution, dan Bobby Nasution.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.