Distan Maluku Pastikan Hewan Kurban Bebas Penyakit

Diperoleh informasi, Polres Tapanuli Utara pasca penemuan jasad Kristina pada Senin 5 Agustus 2019, mengamankan dua orang saksi, yakni RH dan JH.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Maluku, Diana Padang saat melakukan pengawasan hewan qurban di tempat penampungan di Kate-Kate, Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu 7 Agustus 2019.(Foto: Humas Pemprov Maluku)

Ambon - Dinas Pertanian (Distan) Maluku memastikan hewan ternak yang dikurbankan saat Idul Adha nanti aman dikonsumsi. Selain itu, juga bebas dari penyakit.

"Masyarakat yang ingin membeli maupun menerima hewan tidak perlu khawatir karena sampai saat ini tidak ditemukan berpenyakit, baik zoonosis maupun penyakit lainnya," ujar Kepala Distan Maluku, Diana Padang saat meninjau pemeriksaan sapi di tempat penampungan di Kate-Kate, Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu 7 Agustus 2019.

Kata Diana, setiap tahun pihaknya rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap semua hewan kurban baik yang disalurkan pemerintah maupun masyarakat umum.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran dari Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian.

"Pemeriksaan hewan kurban merupakan kegiatan rutin dari Distan setiap jelang Idul Adha. Tiap tahun, kami mendapat surat edaran dari Dirjen Peternakan untuk mengawasi semua hewan kurban yang akan disalurkan oleh pemerintah, maupun masyarakat," jelasnya.

Menurutnya, pemeriksaan hewan ternak dilakukan di tempat penampungan oleh dokter hewan dari Distan Provinsi Maluku, dibantu dua dokter dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Semua ternak yang ditampung para pengumpul diawasi oleh Distan, dalam hal ini diperiksa lebih dulu oleh dokter hewan.

Animo masyarakat untuk membeli naik dan keinginan untuk berkurban sangat luar biasa

"Di Provinsi Maluku, kami punya dua dokter hewan, dan ada dua dokter hewan yang didatangkan dari Maros (Sulsel) untuk mengawasi semua hewan ternak baik sapi, kambing maupun domba yang akan dijadikan hewan kurban," jelasnya.

Di Maluku pada setiap tempat penampungan akan dilakukan pemeriksaan sebelum dan setelahnya oleh petugas.

Usai dipotong, khusus bagian dalamnya, seperti jeroan, hati, dan limpa, kalau ada yang kena cacing atau penyakit lainnya, tidak boleh disalurkan.

"Tahun ini, jumlah hewan kurban yang disalurkan sekitar 900, terdiri dari sapi 400, kambing 400, dan domba 10 ekor," ucapnya.

Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 25 hingga 40 persen karena kebanyakan pemberi langsung menyalurkan ke masjid-masjid di luar kota, agar tak terjadi penumpukan.

Hewan kurban seperti sapi yang masuk ke Kota Ambon kebanyakan berasal dari Kabupaten Seram Bagian Barat, Buru, dan Maluku Tengah. Sedangkan kambing dan domba, berasal dari Maluku Barat Daya.

Sementara itu, pengumpul hewan kurban, Umar, mengungkapkan, animo masyarakat membeli hewan kurban sangat tinggi. Ratusan ekor miliknya telah laku terjual.

Menurutnya, satu ekor sapi yang didatangkan dari Kecamatan Taniwel Kabupaten SBB, biasa dijual dengan harga sekitar Rp 7 juta hingga Rp 16 juta, tergantung ukuran.

"Animo masyarakat untuk membeli naik dan keinginan untuk berkurban sangat luar biasa. Saya jual satu ekor sekitar Rp 7 juta hingga Rp 16 juta," ungkap Umar. []

Baca juga:

Berita terkait
Siswi SMK di Tarutung Tewas, Forensik: Luka di Kemaluan
Siswi SMK Tarutung yang ditemukan tewas tanpa busana, diautopsi di RSUD dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar
0
Sidang Isbat Digelar Hari Ini, Penentuan Tanggal 1 Dzulhijjah 1443 H
Sidang isbat penentuan tanggal 1 Dzulhijjah 1443 H akan digelar oleh Kementrian Agama (Kemenag) pada Rabu, 29 Juni 2022.