Limapuluh Kota - Direktur RSUD Ahmad Darwis Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, dilaporkan diisolasi ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi, karena mengalami demam dengan suhu tubuh tinggi.
Sempat mengalami pusing dan demam tinggi. Sehari sebelumnya beliau sempat ikut rapat dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 di rumah dinas bupati.
Seorang pejabat RSUD Ahmad Darwis, Ibnu membenarkan direkturnya dilarikan ke RSAM. "Tadi siang dirujuk (ke Bukittinggi). Fisik beliau droup dan suhu tubuhnya tinggi, sejak kemarin setelah ibu mengikuti rapat bersama Pak Bupati beserta jajarannya," katanya kepada Tagar, Minggu, 29 Maret 2020 malam.
Sebelum mengalami droup fisik, direktur berjenis kelamin wanita itu aktif beraktifitas melaksanakan tugas dalam penanganan dampak penyebaran virus corona (covid-19) di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota. Mulai dari mengkoordinir pelayanan pasien di rumah sakit hingga mengikuti rapat kerja.
"Mudah-mudahan beliau hanya demam biasa dan tidak terpapar virus covid-19. Kami mohon doa kita bersama, semoga Ibu Direktur cepat pulih, dan bisa segera beraktifitas kembali," katanya.
Kabar itu juga dibenarkan Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan. Menurutnya, suhu tubuh direktur RSUD itu lebih dari 38 derajat celsius saat akan dirujuk.
"Beliau (Direktur RSUD) konfirmasi ke saya melalui WA, sempat mengalami pusing dan demam tinggi. Sehari sebelumnya beliau sempat ikut rapat dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 di rumah dinas bupati," katanya.
Sebelumnya, kata Ferizal, direktur itu juga telah mengisolasi diri sejak Sabtu malam secara mandiri, dan telah dilakukan pemeriksaab labor, roentgen serta tindakkan medis lainnya.
"Mudah-mudahan beliau sehat, kembali pulih dan hasil tes sampelnya negatif. Mari kita doakan bersama," tuturnya.
Terkait penanganan dampak wabah corona di Kabuaten Limapuluh Kota, Ferizal menyebut pemerintah daerah perlu membuat solusi dan kebijakan yang tepat dan tegas khusus bagi kaum marginal kota dan desa.
Kebijakan tersebut dimaksudkan agar tidak timbul gerakan yg bisa merugikan banyak pihak seperti negara-negara yang terdampak virus corona. "Juga dibutuhkan sosialisasi masif serta edukasi yang terukur terhadap setiap kebijakan yang diambil," katanya. []