Diplomat Myanmar Cari Suaka di Amerika Pasca Kudeta Militer

Seorang diplomat penting di kedutaan Myanmar di Washington DC, AS, mengatakan bahwa dia mencari suaka di AS
Polisi melakukan pengamanan di jalanan di Yangon, Myanmar pasca kudeta militer, Kamis, 4 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta -Seorang diplomat penting di kedutaan Myanmar di Washington DC, Amerika Serikat (AS), mengatakan pada hari Kamis, 4 Februari 2021, bahwa dia mencari suaka di AS sebagai protes atas kudeta militer di Tanah Air-nya.

Maung Maung Latt, sekretaris pertama di kedutaan itu, mengatakan kepada VOA, “Saya memutuskan untuk mencari suaka di negara ini karena saya tidak dapat menerima pengambilalihan kekuasaan secara tidak sah oleh militer.”

“Ini adalah ketidakadilan total yang saya tidak bisa terima,” katanya, “dan saya juga prihatin terutama untuk masa depan generasi muda di negara kami.”

facebook myanmarSeorang pria mengakses akun Facebook-nya di Yangon, Myanmar, 18 Desember 2018 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Maung Maung Latt lebih lanjut mengatakan, “Karena Presiden Joe Biden “memberikan prioritas pada hak asasi manusia, saya berharap Amerika akan memberi saya suaka,” meskipun belum ada tanggapan segera dari pemerintah Amerika. Utusan Myanmar itu mengatakan dia “khawatir akan keselamatannya saat ini.”

seorang migranSeorang migran memegang foto Aung San Suu Kyi dalam aksi unjuk rasa di luar Kedutaan Myanmar di Bangkok, 1 Februari 2021 (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP).

Menurut Maung Maung Latt “di antara para diplomat Myanmar di seluruh dunia, ada yang menyambut baik kudeta itu dan ada yang tidak menyetujuinya.” Namun dia mendesak sesama diplomat Myanmar “agar bergabung dalam pembangkangan sipil melawan militer.”

Maung Maung Latt juga mengatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan oleh militer itu “akan menyebabkan kerusakan serius serta bencana yang tak terbayangkan bagi Myanmar.” (lt/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Negara-negara G-7 Kecam Kudeta Militer di Myanmar
Menlu negara-negara anggota G-7 mengecam kudeta di Myanmar dan prihatin atas penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Ky
70 Rumah Sakit di Seluruh Myanmar Setop Beroperasi
Sebagai protes terhadap kudeta militer di Myanmar dan penangkapan Aung San Suu Kyi 70 rumah sakit di Myanmar stop beroperasi
Setelah Kudeta Pengungsi Rohingya Semakin Takut ke Myanmar
Pengungsi Myanmar semakin takut kembali ke Myanmar setelah kudeta militer karena pengalaman buruk mereka berhadapan dengan militer