Dipendam Pandemi, Pameran Komik Karya Pelajar di Yogyakarta

Sebanyak 30 komik karya siswa-siswa dari seluruh SMA/SMK di DIY dipamerkan dalam event Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2020 di Sunobudoyo.
Seorang pengunjung melihat komik hasil karya siswa SMA/SMK se-DIY dalam event Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2020 bertemakan Dipendam Pandemi. (Foto: Tagar/Rahmat Jiwandono)

Yogyakarta - Sebanyak 30 komik karya siswa-siswa dari seluruh SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipamerkan dalam event Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2020 bertemakan Dipendam Pandemi. Acara Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2020 akan digelar pada 10-15 Oktober 2020 di Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Kurator Komik, Catur Danang menjelaskan, 30 komik yang dipamerkan merupakan hasil seleksi dari 200 komik yang dikirimkan ke panitia Yogyakarta Komik Weeks 2020. Jumlah komik itu adalah yang terpilih dan sudah sesuai dengan tema event. "Kesesuaian tema menjadi salah pertimbangan kami," katanya saat ditemui di Museum Sonobudoyo pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Lebih lanjut ia mengatakan, proses seleksi pengumpulan komik dimulai sejak awal Agustus 2020 lalu. Kemudian, tahapan penjurian dilakukan pada 1-4 September 2020. "Hasilnya ya 30 komik itu, yang kami anggap layak untuk dipamerkan," ujarnya.

Karya mereka menceritakan hal-hal yang relevan dari dampak pandemi ini.

Dari 30 komik terpilih, katanya, 60 persen dibuat secara digital. Sedangkan 40 persennya dikerjakan secara manual. Meski begitu, teknik penggambaran tidak menjadi faktor utama penjurian. Namun cerita-cerita terkait dampak pandemi di lingkungan sekitar. "Karya mereka menceritakan hal-hal yang relevan dari dampak pandemi ini," katanya.

Ia menyebut, alasan komik-komik lain yang tidak lolos lantaran tidak sesuai dengan tema yang ditentukan atau terlalu sulit untuk dipahami orang yang membacanya. "Secara visual bagus tapi kalau sulit dimengerti ya tidak lolos. Kami juga membuat aturan komik yang dibuat tidak boleh mengandung unsur pornografi dan SARA," kata dia.

Catur menambahkan, pihaknya pun menerapkan standar yang ketat bagi komik yang dibuat secara digital. Panitia mengecek track record sang kreator secara digital. Sang kreator juga wajib membuat surat pernyataan bahwa komik buatannya bukan hasil jiplakan.

Ia berharap, dengan adanya event ini, para pembuat komik ke depannya berani membuat karya-karya yang menyuarakan keadaan sosial sekitar. "Dilihat dari hasil karya mereka terbukti peka dengan kondisi saat ini," katanya. []

Berita terkait
Melihat Pameran Timbul Raharjo di Sonobudoyo Jogja
Seniman kondang Yogyakarta, Timbul Raharjo menggelar pameran tunggal di tengah pandemi di Sonobudoyo Yogyakarta.
Pameran Tunggal Seniman Yogyakarta Timbul Raharjo
Seniman asal Bantul, Yogyakarta, Tumbul Raharjo menggelar pameran di tengah pandemi secara daring dan luring
200 Karya Hadir dalam Nandur Srawung di TBY Yogyakarta
Sekitar 200 karya hadir dalam pameran Nandur Srawung di TBY Yogyakarta. Seniman, kurator, akademisi, pengelola gaaleri berpartisipasi di dalamnya.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi