Dinkes Pekanbaru Deteksi 176 Kasus Baru HIV/AIDS

Dinas Kesehatan Kota Pekanbau, Riau, mendeteksi 176 kasus baru HIV/AIDS pada priode Januari-Agustus 2019
Ilustrsi (Sumber: antara)

Kota Pekanbaru - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mencatat periode Januari-Agustus 2019, terdeteksi 176 kasus Human Imumunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).

"Dari 176 penderita yang terjangkit virus yang menyerang kekebalan tubuh itu terdiri atas HIV 153 dan AIDS 23 orang, dengan rentang usia penderita balita, remaja, dewasa dan lansia," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Pekanbaru, Provinsi Riau, Surya Delfiria di Pekanbaru, Senin, 30 September 2019, seperti dilansir "Antara".

Menurut Surya Delfiria, warga yang berusia 25-49 tahun ke atas merupakan usia dewasa atau usia produktif yang rentan terkena virus HIV/AIDS, karena pada usia tersebut penderita sudah berumah tangga.

Namun, menurut Surya Delfiria, akibat kebiasaan suka berganti pasangan atau seks bebas maka ini jadi penyebab utama bisa terjangkit virus HIV/AIDS.

"Jadi setiap perempuan atau laki-laki yang sudah berumah tangga sebaiknya tetap setia pada pasangannya agar tidak terjangkit virus yang menyerang kekebalan tubuh itu hingga penderitanya bisa meninggal," katanya.

Selain berhubungan seks bebas dan tertular pasangan yang sudah terkena HIV/AIDS itu, penularan virus mematikan itu juga bisa melalui transfusi darah, suntik narkoba dan ibu hamil yang terkena HIV/AIDS serta ketika ibu menyusui anaknya.

Apabila seorang ibu yang positif HIV, katanya menjelaskan, kemudian ia menyusui anaknya maka anaknya rentan tertular virus tersebut. Untuk menekan bertambahnya korban kami rutin mengggelar penyuluhan melalui Program Pencegahan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA).

Berdasarkan Data Dinkes, perempuan yang paling banyak terkena HIV/AIDS adalah yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tercatat sampai akhir Desember 2018 sebanyak 303 ibu rumah tangga dinyatakan positif terkena virus HIV/AIDS dibandingkan para penjaja seks yang hanya mencapai 270 orang.

"Jika dilihat dari data Dinkes ibu rumah tangga merupakan penderita paling banyak dibandingkan dengan para penjaja seks, karena banyak para penjaja seks lebih memiliki edukasi mengenai penyakit HIV/AIDS ini, sehingga mereka lebih berhati-hati dan mengantisipasi dengan menggunakan kondom saat berhubungan seks," kata Surya Delfiria.

Selain itu, untuk jenis pekerjaan para penderita adalah swasta, wiraswasta, penjaja seks, ibu rumah tangga, pengangguran, TNI, Polisi, Satpol PP, sekuriti, pelajar, mahasiswa, PNS, supir, tukang ojek, buruh kasar, pelaut, napi, tenaga profesional medis, petani, peternak, nelayan, tenaga profesional non medis.

Sedangkan penderita HIV/AIDS lebih banyak diderita oleh kaum laki-laki. Untuk penderita virus HIV tercatat sebanyak 66 persen pada laki-laki (1.073 orang) dan 34 persen pada perempuan (552 orang). Sedangkan untuk penderita AIDS tercatat 76 persen (1.088 orang) pada laki-laki dan 24 persen pada perempuan (344 orang).

Berdasarkan data 2000-Desember 2018 secara kumulatif HIV tercatat diderita sebanyak 1.561 orang dan meninggal sebanyak 16 orang, sementara itu jumlah kumulatif AIDS sebanyak 1.455 orang dan meninggal sebanyak 166 orang.

Total penderita HIV/AIDS periode 2000- Desember 2018 sebanyak 3.016 orang, dan sebanyak 2.334 orang berasal dari penderita usia 25- 49 tahun. []

Berita terkait
Penyebaran HIV/AIDS Tertinggi di 10 Provinsi
Jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di seluruh Indonesia baru separuh dari jumlah kasus berdasarkan estimasi tahun 2016
AIDS “Mencengkeram” Bali
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Bali 27.959, tapi penanggulangan tidak menyentuh akar persoalan yaitu tidak menurunkan insiden infeksi HIV/AIDS baru
AIDS Justru Musuh Terbesar di Tanah Papua
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Tanah Papua (Papua dan Papua Barat) terus bertambah sehingga inilah yang justru jadi ‘musuh’ di Tanah Papua
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.