Jakarta - Memperingati Dies Natalis Universitas Udayana (Unud) ke-59 Tahun, Ikayana Komisariat Daerah Jakarta, Jawa Barat dan Banten (Jakjaban) menyelenggarakan webinar dengan mengusung tema Indonesia Tangguh, Pariwisata Maju, Sabtu, 25 September 2021.
Dalam sambutan Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. menyebutkan bahwa Ikayana sebagai tumpuan harapan agar institusi dapat berkembang dan tidak stuck.
“Bicara tentang Ikayana dan Universita Udayana itu jadi dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, jadi saya harapkan teman-teman ikayana memikirkan Universita Udayana. Jadi, itu lah fokus yang kita harus arahkan, karena Ikayana ini menjadi tumpuan harapan kami bagaimana kami bisa mengembangkan institusi yang berkembang dan tidak stuck,” ujar Prof. Antara dalam Webinar Dies Natalis Unud ke 59, Sabtu, 25 September 2021.
This is new normal, bagaimana kita menyiapkan satu destinasi dimana ada kepastian kalau misalnya wisatawan orang lokal atau orang asing yang berkunjung di Ubud lalu dia positif dia ada satu kepastian dimana mengikuti protokol kesehatan.
Webinar dengan tema Indonesia Tangguh, Pariwisata Maju ini mengundang 3 pembicara yang salah satunya ialah Duta Besar Republik Zimbabwe dan Zambia Selatan, Dewa Made Juniarta Sastrawan.
- Baca Juga: Destinasi Wisata Bali Masih Jadi Primadona Wisatawan Lokal
- Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Sejarah di Bali yang Instagramable
Duta Besar Republik Zimbabwe dan Zambia, Afrika Selatan Dewa Made Juniarta sebagai salah satu pembicara memaparkan tiga pendekatan antara indonesia maju.
Pertama, bagaimana sebagai alumni melihat pariwisata maju khususnya seperti apa pariwisata Bali yang maju. Kedua, bagaimana Universitas Udayana menuju Center of Excellent untuk mewujudkan pariwisata maju di Indonesia dan ketiga menjadi Center of Excellent kepada pariwisata maju secara global.
Selain itu, Dewa menjelaskan bahwa pariwisata adalah salah satu komponen utama dalam mewujudkan Indonesia emas. Dewa mengaitkan bagaimana pariwisata Bali menjadi bagian pariwisata maju.
Di masa pandemi ini tercipta pariwisata baru atau pariwisata dengan new normal, dalam pandangan Dewa apabila yang disampaikan sebelumnya tentang orang-orang yang saat ini lebih memilih bepergian yang dekat-dekat, Dewa melihat potensi dimana pariwisata kelak bukan hanya dari luar Bali ke Bali, namun ada kemungkinan bahwa akan terwujudnya pariwisata dari desa ke desa.
Oleh karena itu, mengingat adanya potensi tersebut Dewa mengatakan bahwa pariwisata dalam new normal dibutuhkan kepastian. Kepastian tersebut dapat diwujudkan dengan pentingnya menerapkan asuransi kesehatan.
“This is new normal, bagaimana kita menyiapkan satu destinasi dimana ada kepastian, kalau misalnya wisatawan orang lokal atau orang asing yang berkunjung di Ubud lalu dia positif, dia ada satu kepastian dimana mengikuti protokol kesehatan,” ujar Dewa.
- Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Ikonik di Canggu Bali
- Baca Juga: Wisata Bali Dibuka Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Dewa mengatakan perlunya fasilitas kesehatan yang permanen untuk di Ubud dan di desa sebagai persiapan menuju pariwisata maju demi memenuhi syarat sarana setiap destinasi menurut World Trade Organization (WTO) dan World Health Organization (WHO).
Kemudian, Dewa menyarankan untuk menggunakan fasilitas Kampus Merdeka dari Dikti yaitu program digital menggunakan visa untuk remote service terutama bagian medical. Sehingga, apabila diterapkan tentu mendukung sistem pariwisata yang maju di bagian kesehatan semisal turis atau wisatawan terjangkit Covid-19, selama terdapat jaringan WIFI maka terlaksananya konsultasi digital.
(Putri Fatimah)