Tangerang Selatan - Puluhan mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengikuti aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) dinyatakan hilang dan belum kembali ke rumah.
Mereka belum bisa dipastikan keberadaanya hingga kini, mereka sendiri terdiri dari berbagai fakultas.
Doni, Salah seorang mahasiswa Unpam yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sebanyak puluhan rekan mahasiswa belum bisa dipastikan keberadaannya.
"Mereka belum bisa dipastikan keberadaanya hingga kini, mereka sendiri terdiri dari berbagai fakultas," ucap Doni, Jumat, 9 Oktober 2020.
Para mahasiswa yang hingga kini belum jelas keberadaannya antara lain.
- M Zulkarnaen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
- Robi Kamal Azis Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
- Kurnia Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
- Abdul Azis Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.
- M Akbar Rafli Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika
- Akbar Rafli Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika
- Ananda Ikbal Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- M Raffi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
- Syahrul Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- Chesyo Ardinsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika
- Agus Supriyatin Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- Syamsul Bahri Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- Dion Agustin Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- Syamsul Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
- Aditya Rafi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
- Joseph Wua Kemes Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris
- Febri Aryanto Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia
- Bagastati Dewa Risky fakultas sastra jurusan sastra Indonesia,
- M. Nur Sekawan Fakultas Hukum.
Sebelumnya, ribuan mahasiswa dari Kota Tangsel bergerak menuju Istana Negara, Jakarta sejak Kamis siang, 8 Oktber 2020. Para mahasiswa itu berasal dari Universitas Pamulang (Unpam), Institut Teknologi Indonesia (ITI Puspitek), Universitas Islam Negri Syech Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) dan Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ).
Mereka bergabung dengan massa dari berbagai daerah dari Jakarta dan luar Jakarta lainnya. Aksi demo di Jakarta itu kemudian berujung ricuh. Sejumlah fasilitas umum dibakar massa.[]