Dian Pramana Poetra, Maestro Musik Indonesia

Musisi itu tutup usia di umur 57 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker darah stadium 4 di tubuhnya.
Dian Pramana Poetra. (Foto: Instagram/mrbudisusanto)

Jakarta, (29/12/2018) - Musisi senior Dian Pramana Poetra meninggal dunia di Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (27/12), sekitar pukul 20.50 WIB.

Pelantun lagu Kau Seputih Melati itu tutup usia di umur 57 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker darah stadium 4 di tubuhnya.

Sempat disemayamkan di rumah duka di Jalan Tebet Barat VI H No. 3, Jakarta Selatan, jenazah kemudian dibawa untuk disalatkan di Masjid Al-Ittihad, Tebet Mas Indah, pada Jum'at (28/12) siang.

Sekira pukul 13.00 WIB, iring-iringan membawa jenazah almarhum Dian Pramana Poetra ke tanah pemakaman Wakaf Masjid Ibaddurachman, Cimanggis, Jaktim.

Pihak keluarga yang tampak mengantar almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir, sama sekali tidak mau diwawancara awak media.

Musisi kenamaan yang juga suami dari penyanyi Ita Purnama Sari, Dwiki Darmawan juga tampak terlihat mengiringi jenazah Dian Pramana Poetra.

Mengikuti wasiatnya yang dibuat sebelum meninggal, jenazah Dian Pramana Poetra dimakamkan dalam satu liang lahat dengan mendiang ayahnya di sebuah pemakaman umum di samping masjid Ibaddurachman, Cimanggis, Jaktim.

Dian Pramana Poetra kelahiran Medan, Sumatera Utara, pada 2 April 1961. Merupakan musisi pop dan jazz senior yang namanya telah dikenal sampai kancah internasional.

Terlahir dari pasangan musisi jazz, Hadi Suwito dan  pegiat keroncong, Sumiati Sutiko darah seniman mengalir deras dalam tubuh Dian Pramana Poetra.

Meniti karir pada awal tahun 80an, Dian didapuk sebagai juara ke 3 kontes Lomba Cipta Lagu Remaja 1980 lewat tembang ciptaannya yang berjudul Pengabdian.

Album perdana Dian yang bertajuk Indonesian jazz vokal dilepas rilis pada tahun 1983. Setelahnya, paman dari penyanyi folks berbakat Danilla Riyadi itu secara konsisten menelurkan album dan mencipta lagu.

Karya-karya Dian antara lain tertuang dalam album Intermezzo (1984), Kau Seputih Melati (1986), Biru (1988), 5 Menit Lagi (1988), dan Gadis di Cafetaria (1989).

Lagu-lagu ciptaan Dian Pramana Poetra yang dinyanyikan sendiri maupun dibawakan oleh penyanyi lain, kerap menjadi hits lantaran musikalitas unik yang memadukan unsur pop dan jazz.

Selain berkarya dalam format solo karir, pria yang dikenal humoris itu kemudian membentuk grup duo 2D bersama Deddy Dhukun. Duet 2D dibentuk sekira tahun 1983, untuk penamaan grup diambil dari inisial kedua anggotanya yang sama-sama berawal huruf D.

Kolaborasi dua musis di grup 2D pernah sempat terancam gagal lantaran Dian dan Deddy sama-sama berkeras hati menentukan aliran musik yang akan mereka usung.

Deddy Dhukun menginginkan musik yang cenderung komunikatif dan mudah diterima masyarakat, sedangkan Dian Pramana Poetra tetap kokoh dengan konsep aliran jazz yang diusungnya. Deddy menolak lantaran penikmat jazz masih tergolong amat terbatas saat itu.

Belakangan Dian Pramana Poetra setuju dengan konsep Deddy yang memilih mencipta lagu-lagu komersil sebagai bahan bakar proyek duo 2D.

Konsep Deddy terbukti diterima pasar. Single-single yang digelontorkan 2D lahap dicerna masyarakat dan menjadi hits. Lagu berjudul Keraguan dan Masih Ada menjadi tembang paling digemari hingga kini. Bahkan untuk lagu Masih Ada, dirilis ulang oleh penyanyi lain belakangan hari.

Bersama grup duo 2D, Dian menggelontorkan sejumlah album yang di antaranya adalah Keraguan (1987), Masih Ada (1989), Sebelum Aku Pergi (1996), serta Dua Sisi (2013).

Setelah menggabungkan diri dalam duo 2D, Dian Pramana Poetra juga membentuk grup trio K3S atau Kelompok 3 Suara, bersama Deddy Dhukun dan Bagus A. Ariyanto. Dalam kelompok tersebut, Dian juga sempat menelurkan beberapa buah album.

Dian Pramana Poetra meninggalkan seorang Istri dan lima orang anak. Salah seorang anak perempuannya yang bernama Alana Pramanda Poetri Beilby, diketahui mengikuti jejak sang ayah untuk terjun bermusik.

Alana mendaur ulang lagu milik ayahnya yang berjudul Oya. Selain itu dirinya juga mengeluarkan single ciptaan Ade Domino dan Tiwi T2 yang berjudul Cinta Pertamaku.

Kini, Dian Pramana Poetra telah rebah di peristirahatannya yang terakhir. Namanya selamanya akan dikenang sebagai salah satu pelantun dan penggubah lagu paling berkualitas di negeri ini.

Selamat jalan, maestro.


Berita terkait